ITD NEWS — Indonesia merupakan negara agraris yang hingga kini masih terus mengimpor sejumlah bahan pangan, salah satunya ialah kedelai. Sejak tahun 1998, Indonesia menjadi negara yang rutin mengimpor kedelai sebanyak 2,49 juta ton kedelai di tahun 2021.
Dilansir dari cnbcindonesia (17/1/2023), luas lahan kedelai di Indonesia sangat kecil, hanya 142ribu hektar. Luas tersebut jauh lebih kecil dengan luas sawah khusus padi yang mencapai 10juta hektar. Sementara itu berdasarkan data BPS produksi kedelai Indonesia sangat kecil. Pada tahun 2021 produksi kedelai nasional mencapai 200ribu ton.
Pasca tahun 2018, produksi kedelai nasional mengalami penyusutan, hal ini dikarenakan luas lahan untuk menanam kedelai mengalami penyusutan. Ironisnya keberadaan Bulog hanya sebagai makelar impor kedelai. Fakta ini terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) DPR bersama Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Rabu, 16 November 2022.
Ada empat importir besar dalam impor kedelai yakni PT Sinar Unigrain Indonesia, PT Golden Sinar Sakti, PT Gerbang Cahaya Utama, PT Fishindo Kusuma Sejahtera. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo mengatakan dengan kondisi produksi kedelai dalam negeri yang masih rendah maka upaya pemerintah ialah melakukan impor ke sejumlah negara.
Bahkan termasuk ke Malaysia. “Kondisinya sekarang produksi dalam negeri masih belum mencukupi, maka pemerintah harus menyiapkan solusinya. Memang masih ada beberapa komoditas pangan yang bergantung pada impor karena kebutuhan masih lebih tinggi dibanding produksi dalam negeri, salah satunya kedelai,” ujar Arief.