ITD NEWS — Rencana pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan penarikan utang ke China demi melanjutkan proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menuai kritik pedas. Jika semua hal bergantung pada China seolah membuat pemerintah Indonesia berada di bawah kendali Presiden China, Xi Jinping.
“Edan. Benar-benar sudah di ketiak Jinping. Teknologinya China. Pelaksana proyeknya perusahaan China. Pekerjanya orang China. Biaya bengkak yang menanggung Indonesia dengan duit utang dari China pula. Banyak banget cuan China,” kata pengamat kebijakan publik, Gigin Praginanto dalam tweetnya @giginpraginanto pada Senin, 13 Februari 2023.
Mengenai rencana utang terhadap China ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo. Berdasarkan perhitungan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pembengkakan biaya atau cost overrun KCIC mencapai Rp 18 triliun atau US$ 1,2 miliar.
Pemerintah Indonesia berencana mengajukan pinjaman senilai US$ 550juta atau Rp 8,3 triliun. Pinjaman tersebut akan diajukan ke Bank Pembangunan China (CDB).
“Dana kesepakatan angka US$ 1,2 miliar ini sudah diskusikan dengan BPKP untuk setujui di komite. Nah itu porsi loan itu sekitar US$ 550 juta peminjamannya sedang kita ajukan ke CDB. Kita sedang diskusikan struktur final dan harganya,” ungkap Kartika dilansir dari detikcom, 13 Februari 2023.
“Porsi (penambalan) kita porsikan porsi loan-nya, porsi loan-nya kan 75%, dari porsi loan 75% itu 60% – 40% kan, 60% dari kita, 40% dari China. Porsi loan-nya 75% kali US$ 1,2 miliar dikalikan 60% yang porsi kita sekitar US$ 550 juta,” jelasnya.16:54