ITD NEWS — Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia, Hurriyah memberikan tanggapannya terkait dengan endorsemen terhadap Kaesang Pangarep sebagai walikota Depok oleh PSI. Hal ini sebagai sinyal buruk bagi demokratisasi di Indonesia dengan melanggenggkan politik dinasti yang sudah terlihat sejak 2020 lalu.
“Ini sebagai sinyal buruk untuk demokratisasi kita karena ini lagi-lagi melanggengkan praktik politik dinasti yang kita lihat di 2020 kemarin mulai menguat, dan sekarang kemungkinan berulang lagi di 2024,” ungkap Hurryah dilansir dari kompastv, 31 Mei 2023.
Hurryah menuturkan jika pencalonan Kaesang erat kaitannya dengan popularitasnya. Bagi PSI elektabilitas Kaesang sangat berarti bagi partai kecil di DPRD Depok tu.
“Pencalonan Kaesang ini sebenarnya memperlihatkan bahwa preverensi partai politik semata-mata hanya popularitas, elektabilitas dan ini bukan hal yang baik buat demokrasi,” ujar Hurryah.
“Padahal harusnya partai politik menjadi kendaraaan bagi para politisi yang memang menggeluti politik bekerja untuk partai agar mereka bisa ditempatkan sebagai pejabat-pejabat publik jadi asal comot orang-orang yang popular kemudian dicalonkan menjadi kepalah daerah,” imbuhya.
Ia menegaskan pengusungan nama Kaesang sebagai calon walikota Depok juga bisa menjadi pelajaran yang tidak baik. Artinya pelanggengan dinasti politik.
“Apalagi kalau bicara Kaesang, keterlibatan dan hubungan kekerabatan antara Kaesang dan Pak Jokowi sekarang ini memberikan pelajaran yang tidak baik, kok politik dinasti jadinya dilanggengkan?,” tegas Hurryah.