(IslamToday ID) – Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Sofian Effendi mengkritisi pelaksanaan ‘revolusi mental’ dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi. Program revolusi mental dinilai hanya sebagai janji politik saja sehingga membuat demokrasi menjadi salah dan ekonomi yang terjadi ialah kesenjangan sosial di masyarakat.
“Revolusi mental sebatas janji politik. Jadinya ya demokrasi yang salah, ekonomi yang tidak sensitif terhadap kesenjangan,” ujar Sofian dilansir dari medcomid (17/7/2023).
“Setelah hampir dua periode revolusi mental, tapi langkah-langkah nyatanya belum terjadi,” tandasnya.
Program revolusi mental mulai dijalankan pemerintah sejak tahun 2016 lalu. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Intruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental.