(IslamToday ID) – Presiden Joko Widodo memberikan tanggapannya terhadap konflik yang terjadi antara aparat dan warga sipil di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Bentrokan antara aparat gabungan dan warga Rempang dipicu adanya penolakan masyarakat adat terhadap pengembangan ‘Rempang Eco City’.
Presiden menilai bahwa persoalan tersebut terjadi karena ada komunikasi yang salah. Ia meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menuntaskan konflik Rempang, tidak semua urusan diurus oleh presiden.
“Saya sudah sampaikan urusan yang di Rempang, tadi malam tengah malam saya telepon Kapolri, ini hanya salah komunikasi aja, di bawah itu salah mengkomunikasikan saja. Mau diberi ganti rugi, diberi lahan, diberi rumah tapi mungkin lokasinya belum tepat, nah itu yang harusnya diselesaikan. Masa urusan kayak gitu sampai presiden,” ujar Presiden Jokowi dilansir dari detikcom, Rabu 13 September 2023.
Insiden penolakan yang berujung bentrokan ini pecah sejak aparat gabungan yang terdiri atas polisi, TNI, satpol PP dan BP Batam memaksa masuk ke Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (7/9). Dilansir dari bbcindonesia (7/9) aparat bahkan menggunakaan gas air mata untuk meredam reaksi penolakan warga Pulau Rempang.
Aparat memaksa masuk ke kawasan pulau dan menangkap warga sipil dalam insiden ini. Dua sekolah yang didalamnya terdapat siswa sekolah, SMP 33 Galang dan SD 24 Galang turut menjadi korban tembakan gas air mata aparat.
Dilansir dari tempocoid Senin (11/9) paya masyarakat Melayu di Pulau Rempang memperjuangkan haknya terus dilakukan dengan cara berunjukrasa di depan Kantor BP Batam.Mereka menolak penggusuran 16 kampung adat di Rempang dan menuntut agar aparat membebaskan 7 warga sipil yang ditangkap aparat.