(IslamToday ID) – Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri membeberekan hasil hitung-hitungnya terhadap proyek kontroversial pemerintah pengembangan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Whoosh. Hitung-hitungan ini berkaitan dengan prediksi kapan pemerintah balik modal yang dinilai mustahil bisa kurang dari 100 tahun.
Faisal menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi kapan waktu balik modal berdasarkan kalkulasi dari biaya operasional rutin, pendapatan operasional dan non operasional. Total investasi KCIC mencapai Rp 114 triliun, jika dihitung dengan asumsi harga tiket Rp 300ribu, tanpa harus memikirkan biaya cicilan utang, bunga utang dan biaya operasional mungkin 48,3 tahun bisa tercapai.
“Biaya operasi nggak dihitung, tapi nggak ada juga pendapatan dari non operasional, kios-kios gitu ya. Jadi nilai investasinya Rp 114 triliun,” ujar Faisal dilansir dari detikcom, Selasa 17 Oktober 2023.
“Pendapatan dari penumpang setiap tahun Rp 2,36 triliun. Ini butuh waktu 48,3 (tahun) tanpa ongkos operasi tanpa macam-macam, tanpa bayar bunga. Tapi kan ini janji surga, asumsinya surga,” jelasnya.
Merespon prediksi ekonom senior itu, Wakil Menteri BUMN, Rosan P Roeslani meminta agar balik modal tidak dihitung berdasarkan penjualan tiket. Sejumlah faktor lain seperti sewa tenant, sponsor, naming rights (hak penamaan yang biasanya memiliki batas waktu tertentu).
“Itu kan hanya hitungan dari tiket, lihat nggak di situ ada apa? Ada tenant, ada sponsor, ada naming rights, jadi kalau dilihat hanya dari tiket, ya mungkin beda hitung-hitungan, tapi ini ada banyak, ada vendornya, banyak pihak yang terkait. Jangan kita melihatnya dari satu kacamata saja, tapi kita coba lihat dari hal yang lebih besar,” ujar Rosan dilansir dari detikcom, Selasa 17 Oktober 2023.