(IslamToday ID) – Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengkritik hujan proyek pusat di Solo yang terjadi selama periode Gibran Rakabuming Raka. Ia mengemukakan adanya indikasi penyalahgunaan kekuasaan dan nepotisme dengan adanya anggaran khusus dari APBN dan BUMN.
“Termasuk indikasi penyalahgunaan kekuasaan dan nepotisme karena ada preferensi khusus dari pembangunan dengan BUMN atau belanja pemerintah pusat masuk ke infrastruktur di daerah yang kepala daerahnya memiliki kedekatan hubungan keluarga,” kata Bhima dilansir dari kompascom, Jumat 20 Oktober 2023.
Bhima menegaskan penggunaan anggaran APBN dan BUMN secara jor-joran membuat ketimpangan terjadi di Solo Raya. Hal ini berpotensi menimbulkan kecemburuan dengan daerah sekitarnya seperti Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar dan Sragen. “Bisa buat ketimpangan antara Solo dengan daerah Jawa Tengah lainnya,” tegas Bhima. Bhima mengungkapkan besarnya kontribusi APBN terhadap PDRB Pemkot Surakarta sangat signifikan. Pada tahun 2022 misalnya kontribusi sektor kontruksi mencapai 26%, padahal kenaikan APBD Solo hanya mencapai 0,96%.
“Di tahun yang sama belanja pemerintah Solo cuma naik 0,96 persen year on year. Artinya uang untuk bangun infrastruktur berasal dari luar Solo, indikasi pakai banyak dana BUMN dan APBN pusat,” tandasnya.