Baca JugaPostingan Lainnya
(IslamToday ID) – Aktivis 98, dan kritikus politik Faizal Assegaf mengungkapkan pendapatnya terkait pidato yang disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) Nasdem, Surya Paloh dan Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri. Pidato keduanya menunjukan adanya suasana kebatinan menjelang Pemilu 2024 yang meresahkan.
“Pidato tidak bersifat spontan, hasil kontemplasi, hasil perenungan, hasil konsolidasi di internal partai baik Pak Surya Paloh di Nasdem maupun ibu Megawati di PDIP,” ujar Faizal.
Ia menambahkan pidato keduanya seharusnya dimaknai bukan sebagai gosip politik biasa, tapi sebuah komando politik. Baik Surya Paloh atau Megawati memiliki otoritas partai di parlemen, DPR sehingga hal ini seperti seruan agar DPR kembali menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengawas eksekutif yang berpotensi pada adanya penggulingan kepada Presiden Jokowi.
“Itu sudah komando politik membesarkan suara rakyat, mereka mendesain dalam struktur pidatonya, ujungnya itu satu pengarahan untuk menggulingkan Jokowi. Mereka punya otoritas, punya fraksi di parlemen, punya utusan di DPR,” tegas Faizal.
Dilansir dari kompascom (13/11/2023), Ketum Nasdem Surya Paloh menyampaikan keresahannya pada HUT Nasdem di Jakarta pada Sabtu, 11 November 2023. Ia melihat ada gelagat aparat negara yang bergerak untuk kelompok tertentu.
“Hari-hari ini kita melihat betapa upaya membawa negara dan aparaturnya melayani kepentingan pribadi dan golongan,” ucap Surya Paloh.
Sementara Megawati dalam sebuah video pada (12/11/2023) mengungkapkan kekhawatirannya terkait kecurangan pemilu dengan keluarnya Putusan Mahakamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres/ cawapres. Ia mengungkapkan keprihatinanya akan adanya anipulasi hukum yang dilakukan oleh penguasa, masyarakat juga diminta untuk ikut mengawasi.
“Jangan biarkan kecurangan pemilu yang akhir ini terlihat sudah mulai terjadi lagi,” ujar Megawati.
“Jangan lupa, kita adalah bangsa pejuang. Kita bangsa yang mampu mengatasi berbagai cobaan sejarah,” tandasnya.edited 07:03