(IslamToday ID) – Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3, Mahfud MD mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka kemiskinan di Indonesia ialah perilaku korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara. Banyak kekayaan Indonesia yang tidak bisa dinikmati oleh rakyat banyak karena penegakkan hukum di Indonesia masih lemah.
“Sekarang ini masih banyak orang miskin, banyak yang tidak kebagian rakyat kita dari kekayaan negara kita, karena di negeri ini banyak koruptornya. Banyak orang miskin menderita di negeri ini karena penegakan hukumnya lemah,” kata Mahfud dilansir dari kompastv, Ahad (19/11/2023).
Korelasi antara perilaku korupsi pejabat dan angka kemiskinan juga pernah disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Perilaku korupsi akan membahayakan kehidupan ekonomi masyarakat suatu bangsa.
“Ini adalah suatu penyakit yang ada dan bisa menghinggapi serta menggerus fondasi suatu masyarakat dan negara. Jadi bahayanya sudah sangat nyata,” ujar Sri Mulyani dilansir dari sindonews, Rabu 8 Desember 2021.
Presiden Jokowi memiliki target khusus terkait kemiskinan yakni menurunnya angka kemiskinan ekstrem hingga 0% pada tahun 2024 mendatang. Sayangnya keinginan tersebut dinilai oleh Bappenas sebagai keinginan yang sulit terwujud.
“Memang Indonesia menargetkan kemiskinan ekstrem harus nol (0%) pada tahun 2024, sesuai dengan arahan pak presiden. Jadi tantangannya cukup berat, di Jawa (misalnya kemiskinan) ekstrem cukup banyak,” ujar Plt Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Maliki dilansir dari channel youtube cnbcindonesia, 5 Juni 2023.
Sementara itu sektor pertambangan yang diklaim mampu meningkatkan pendapatan suatu daerah justru meningkatkan angka kemiskinan.
Dilansir dari liputan6com (31/8/2023) lima daerah penghasil nikel justru mengalami kenaikan angka kemiskinan. Daerah-daerah tersebut diantaranya adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat