ISLAMTODAY ID—Abu Fida tumbuh dalam kecamuk perang. Meski demikian, ia berhasil menjadi ahli dalambidang sejarah dan geografi.
Ia memiliki nama lengkap Ismail bin Afdal Ali bin Taki ad-Din Umar bin Syahansyah bin Ayyub al-Malik al-Muayyad Imadudin Abu al-Fida. Literatur Barat menuliskan namanya dengan Abulfeda.
Ia merupakan Pangeran Suriah yang memiliki garis keturunan Shalahuddin al-Ayyubi.
Abu Fida lahir di Kota Damaskus, Suriah pada November 1273 M, wafat pada tahun 1331 M. Ayahnya bernama Malik ul-Afdha.
Ia lahir dan tumbuh di tengah situasi politik yang sedang berkecamuk akibat serbuan Mongol. Pada abad ke-13 Masehi, Mongol tengah melakukan ekspansi besar-besaran di bawah pimpinan Hulagu Khan, terutama ke kota-kota Islam seperti Baghdad dan Damaskus.
Sementara itu pada usia 12 tahun Abu Fida sudah mulai diikutkan dalam perang salib di Tripoli bersama sang ayah dan saudara sepupunya al-Muzaffar Mahmud II. Pasukan kaum muslimin pun berhasil mengusir pasukan Salib dari Timur Tengah pada tahun 1291.
Selanjutnya ia mulai aktif dalam pemerintahan pada tahun 1310, ketika dirinya dilantik menjadi Gubernur Hammah. Dua tahun berselang ia dilantik sebagai pangeran dengan gelar Malik ash-Shalih.
Kemudian pada 17 Muharram 720 Hijriyah atau bertepatan dengan 28 Februari 1320 ia resmi menjadi sultan. Ia pun memperoleh gelar baru yakni al-Malik al-Muayyad.
“Selama kurang lebih 21 tahun (1310-1331) Abu Fida menjalankan tugasnya sebagai pemimpin rakyat,” ungkap Wahyu Murtiningsih dalam bukunya berjudul Biografi Para Ilmuwan Muslim.
Penulis Sejarah & Geografi
Wahyu mengungkapkan semasa Abu Fida menjabat sebagai penguasa Suriah ia masih meluangkan waktunya untuk menulis. Ia banyak menuliskan kitab-kitab sejarah dengan menyempurnakan karya sejarah yang sudah ditulis oleh ilmuwan sebelumnya.
“Salah satu karya penting yang dihasilkan Abu Fida adalah sebuah karya gubahan yang berjudul al-Hawi yang berasal dari karya al-Mawardi (ilmuwan besar era Abbasiyah),” tuturnya.
Mahakarya yang melambungkan nama Abu Fida ialah Mukhtasar Tarikh al-Basar dan Takwim al-Budan. Dua karya tersebut merupakan berbentuk kompilasi yang disempurnakan.
Wahyu menjelaskan tentang isi dari Kitab Mukhtasar Tarikh al-Basar (Sejarah Ringkas Kemanusiaan) yakni buku sejarah dunia yang mencakup periode pra Islam dan Islam sebelum tahun 1329. Buku tersebut ditulis sejak tahun 1315 hingga 1329.
Pada abad ke-18 para ilmuwan Barat menggunakan kitab tersebut sebagai rujukan penulisan sejarah.
Kitab selanjutnya ialah kitab Takwim al-Badan (Sketsa Negara) merupakan buku geografi yang di dalamnya dilengkapi dengan 28 tabel berisi keterangan kota-kota utama di dunia. Buku geografi kedua karya Abu Fida ialah Introduction General ala Geographis des Orintaux.
Pada abad ke-14 Masehi itu ia juga telah memperkenalkan sebuah kota pelabuhan terbesar yang bernama Mombassa. Kota pelabuhan internasional yang kini terletak di negara Kenya, Afrika Timur.
Sama halnya dengan karyanya di bidang sejarah, karya di bidang geografinya juga membuat para ilmuwan Barat terpesona. Bahkan ia diakui sebagai geograpfer terhebat di masanya, The Greatest Geographer of His Age. Karya Abu Fida bahkan banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis.
Penulis: Kukuh Subekti