ISLAMTODAY ID— Abu Nasr bin Ali Ibnu Irak atau Ibnu Irak merupakan murid dan guru dari dua ilmuwan muslim ternama Abu’l-Wafa dan al-Biruni. Mereka adalah para ahli matematika dan astronomi ternama dari kalangan kaum muslimin.
Ibnu Irak hidup antara tahun 960 hingga 1036 Masehi, ia sesungguhnya memiliki latarbelakang sebagai pangeran dari Khwarezm, Asia Tengah. Namun situasi politik membuatnya memilih menjadi seorang ilmuwan.
Ia pun menekuni dua bidang ilmu secara khusus yakni matematika dan astronomi. Sehingga wajar jika kemudian dia dikenal sebagai matematikawan dan astronom.
Hasil karyanya banyak menjadi rujukan ilmuwan Barat. Diantara karya-karya Ibnu Irak yang banyak dirujuk oleh para ilmuwan Eropa itu ialah Zidjes atau Sets of Astronomical Tables.
Lalu dalam dunia matematika ia meninggalkan karya trigonometri khusus atau Jadwal ad-Daka’ik. Karya ini bahkan diakui sebagai rujukan utama bagi sejumlah ilmu seperti matematika, astronomi dan geografi.
“Para ahli menganggap karya tersebut bermutu tinggi, meskipun sekilas mirip dengan karya sejenis yang ditulis oleh para astronom dan ilmuwan lain,” kata Wahyu Murtiningsih dalam Biografi Para Ilmuwan Muslim.
Kehebatan sosok Ibnu Irak diakui langsung oleh Al-Biruni. Sosok Al-Biruni secara gamblang menyebut keunggulan Ibnu Irak dalam bidang matematika lewat karyanya yang berjudul Treatise on Chords.
Sementara pujian untuk karya geografi Ibnu Irak diungkapkan oleh al-Biruni dalam karyanya yang berjudul Cronology of Ancient Nation.
“Ibnu Irak dipuji karema telah menemukan sebuah metode baru untuk menentukan apogee matahari dari tiga titik yang selalu berubah-ubah pada ekliptika atau orbit dimana matahari kelihatan bergerak,” terang Wahyu Murtiningsih.
Wahyu Murtiningsih menambahkan jika masih banyak ilmuwan lainnya selain al-Biruni yang juga memuji kepakaran Ibnu Irak.Ia dinilai sebagai seorang ahli matematika yang mampu mengembangkan fungsi sinus, kosinus dan tangen.
Ibnu Irak tidak hanya meninggalkan karya intelektual di bidag astronomi dan matematika saja. Ia bahkan meninggalkan biografinya yang berjudul al-Amir dan Mawla Amir al-Mu’minin.
Penulis: Kukuh Subekti