ISLAMTODAY ID— Setiap nama adalah doa, dan harapan bagi orang beriman. Begitupun makna dibalik tercetusnya nama Nahdlatul Ulama (NU) atau Kebangkitan Ulama.
Nama yang penuh pengharapan itu ialah sumbangan pemikiran Sayyid Alwi Abdul Aziz as-Zamadghon atau KH Mas Alwi. NU diharapkan bisa menjadi gerakan berjamaah para ulama.
KH Mas Alwi berharap NU bisa membangkitkan kesadaran para kiai dan ulama di Nusantara. Kiai harus keluar dari pesantren dan hadir di tengah-tengah umat.
“Karena tidak semua kiai memiliki jiwa nahdlah (bangkit). Ada kiai yang sekadar mengurusi pondoknya saja, tidak mau peduli terhadap jam’iyah,” kata KH Mas Alwi dalam dialognya bersama KH Hasyim Asy’ari seperti dikutip dari koran republika, Ahad (22/11/2020).
KH Mas Alwi merupakan sosok ulama modernis pada zamannya. Ia berani melakukan perjalanan ke Eropa, demi untuk mengetahui penyebab renaisans atau kebangkitan di sana.
“KH Mas Alwi berpikir untuk belajar ke Eropa sebagai sumber dari gerakan renaissance walaupun tentu renaissance Islam berbeda dengan renaissance barat yang sepenuhnya sekuler,” ungkap Safrizal Rambe dalam bukunya Sang Penggerak Nahdlatul Ulama.
“Hal yang menarik dari Mas Alwi yang ini tidak kita temui dan tidak terpikirkan oleh para kyai yang lain,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan jika sikap KH Mas Alwi bertolak belakang dengan sepupunya, KH Mas Mansur (tokoh Muhammadiyah). Sepupu KH Mas Alwi itu lebih memilih ke Kairo, Mesir untuk belajar kebangkitan Islam pada Rasyid Ridha.
“Mas Mansur saudara sepupunya sendiri kemudian belajar ke Universitas Al Azhar, Kairo-Mesir dibawah bimbingan Rasyid Ridha, Mas Alwi mengambil sikap yang lebih berani,” jelas Safrizal.
Perjalanan Intelektual
KH Mas Alwi merupakan ulama kelahiran tahun 1890. Ia putera dari KH. Mas Abdul Aziz seorang ulama terkemuka di Ampel, Surabaya.
Ia pun tercatat sebagai ulama yang mencintai ilmu. Ia mencari hingga ke sumber-sumber langsung baik di Mekkah maupun Eropa.
Perjalanan intelektual KH Mas Alwi bermula dari pesantren milik KH Kholil Bangkalan di Madura. Ia kemudian melanjutkan ke Pesantren Siwalan Panji, Sidoarjo sebelum akhirnya melanjutkan studinya ke Mekkah dan Eropa.
Ia berguru pada sejumlah ulama ternama selama di Masjidil Haram, Mekkah. Nama-nama seperti Syaikh Ahmad Khatib, Syaikh Mahfudz al Termasy, Syaikh Syuaib Dagestan, Syaikh Muhammad Bakir al Jukjawi, hingga Syaikh Umar Bajened pernah menjadi gurunya.
KH Mas Alwi merupakan ulama yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan keumatan. Bahkan ia aktif mengajar di Nahdlatul Wathan. Madrasah yang didirikan oleh KH Wachab Hasbullah pada tahun 1916.
Ia juga termasuk ulama yang aktif dalam berbagai rapat dan musyawarah ulama di Surabaya. Nama KH Mas Alwi juga tercatat dalam Komite Hijaz, embrio NU.
KH Mas Alwi hadir dalam musyawarah Komite Hijaz yang berlangsung pada tanggal 16 Rajab 1344H atau bertepatan dengan 31 Januari 1926.
Namanya bahkan masuk dalam struktur Kepengurusan Syuriah NU bersama dengan KH Hasyim Asy’ari. Ia merupakan satu dari tujuh belas kiai yang tercatat dalam jajaran A’wan.
Penulis: Kukuh Subekti