ISLAMTODAY ID— Masjid memiliki arti penting dalam peradaban Islam. Masjid Nabawi di Madinah bahkan menjadi role model bagi masjid-masjid lain lainnya di penjuru dunia.
Sejak era Rasulullah Masjid Nabawi menjadi basis pendidikan. Kegiatan halaqah-halaqah ilmu terus dilanjutkan oleh para sahabat, bahkan terus diaplikasikan di kota-kota Islam lainnya di dunia.
Fungsi masjid sebagai basis ilmu juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung. Masjid-masjid dalam sejarahnya sangat ramah kepada para pencari ilmu.
Berikut ini lima masjid di dunia yang menurut Prof. Raghib As Sirjani dalam bukunya Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia dikenal sebagai pusat keilmuan dan kegiatan intelektual:
- Masdi Damaskus
Masjid Al-Umawi berlokasi di dekat Bazar Al-Hamidiah di pusat Kota Damaskus. Masjid ini telah ada sejak 1300 tahun lalu.
Penggunaan masjid mulai berlaku sejak era kekuasaan Walid bin Abdul Malik dari Daullah Umayyah. Ia berkuasa antara tahun 705 sampai 715 M atau tahun 86 sampai 96 H.
Masjid ini menjadi tempat berbagai kegiatan halaqah ilmu. Salah satunya halaqah yang dipimpin oleh Khatib Al-Baghdadi yang mempelajari tentang ilmu hadits.
Masjid Al-Umawi menjadi pusat belajar sejumlah ilmu umum seperti bahasa, sastra, hisab dan falak. Masjid memisahkan ruang belajar bagi madzhab Maliki dan Madzhab Syafi’i.
- Masjid Amru bin Al-Ash di Fusthath Mesir
Masjid Amru bin Al-Ash termasuk masjid tertua di Mesir yang dibangun pada tahun 641 M. Masjid yang dibangun pada masa Khalifah Umar bin Khattab yang dibangun diibukota pertama Islam di Mesir itu langsung berhadapan dengan ke Sungai Nil.
Awalnya hanya memiliki kurang lebih dari 40 kelompok halaqah. Salah satu halaqahnya ialah halaqah Imam Syafi’i.
Sampai dengan abad keempat hijriyah, jumlah halaqah di masjid terus bertambah hingga mencapai 110 halaqah. Dari semua kelompok halaqah disediakan halaqah khusus untuk kaum perempuan.
Sistem pembelajaran di sini mulai dikenalkan dengan penggunaan ijazah. Ijazah menjadi tanda bahwa setiap murid diizinkan untuk menuliskan kitab gurunya dan meriwayatkan darinya.
Eksistensi masjid ini sebagai pusat ilmu terus ada hingga 600 tahun lamanya. Sebelum akhirnya berdirilah Masjid Al-Azhar sebagai pusat keilmuan yang baru di Mesir.
- Masjid Al-Azhar di Mesir
Masjid Al-Azhar selesai dibangun pada tahun 361 Hijriyah atau 972 Masehi. Murid-murid Al-Azhar datang dari berbagai negeri-negeri Islam.
Para khalifah mendirikan badan wakaf khusus Al-Azhar. Guru-guru yang mengajar juga ditentukan oleh para khalifah.
Jumlah penuntut ilmu di Al-Azhar hingga tahun 818 H atau tahun 1415 M menurut catatan Al-Maqrizi mencapai 750 orang.
Selain menjadi pusat pembelajaran dan kegiatan intelektual Islam. Masjid Al-Azhar juga menjadi benteng perlawanan umat Islam Mesir selama masa kolonialisme Prancis.
- Masjid Zaituniyah di Tunisia
Pembangunan masjid dimulai sejak masa Amir Ubaidillah bin Habhab, seorang penguasa muslim sebelum Afrika sebelum Hisyam bin Abdul Malik. Penyelesaian pembangunan masjid pada masa Khalifah Umayyah.
Masjid ini diperluas kawasannya oleh Ziyadatullah bin Al-Aghlab pada tahun 250 H atau tahun 864 M. Perpustakaan masjid dilengkapi dengan 100ribu jilid kitab yang menunjang ilmu tafsir, hadits, fiqih dan bahasa.
Masjid tertua kedua di Afrika ini dikenal sebagai salah satu universitas pertama dan terbesar dalam sejarah Islam. Salah satu ilmuwan muslim ternamanya bernama Imam Maziri, seorang ahli hukum dan Aboul-Qacem Echebbi seorang penyair muslim ternama.
- Masjid Al-Qarawain di Maroko
Masjid yang terletak di Kota Fes, Maroko ini baru selesai dibangun pada masa Daullah Al-Adarisah pada tahun 245 H atau tahun 859. Bangunan masjid diperluas pada tahun 322 H atau 934 M yang dilakukan oleh Amir Ahmad bin Abu Bakar Az-Zanati.
Salah satu tokoh pendidikan ternama dari Masjid Al-Qarawain ialah Fatimah al Fihri. Ia merupakan muslimah sekaligus pendiri universitas tertua di dunia.
Lulusan universitas Al-Qarawain salah satunya seorang berkebangsaan Eropa, Silvester. Ia juga tokoh yang memperkenalkan angka-angka Arab dan nol kepada bangsa Eropa.
Penulis: Kukuh Subekti