ISLAMTODAY ID—Ibnu Majid seorang navigator dan kartografer terbaik bangsa Arab. Kitabnya yang berjudul al-Fawa’id fi Usul ‘ilm al-bahr wa al-Qawa’ed atau Buku Informasi Berguna tentang Prinsip dan Aturan Navigasi menyebutkan nama-nama pelabuhan di sepanjang Afrika Timur hingga Indonesia.
Kitab yang ditulis pada tahun 1490 itu merupakan buku ensiklopedi navigasi laut yang lengkap. Berbagai informasi tentang pelayaran seperti angin muim, cara berlayar memanfaatkan bintang-bintang, sejarah navigasi, hingga karakteristik perairan pesisir dan laut lepas.
Ibnu Majid bernama lengkap Syihabudin Ahmad bin Majid As-Sa’di bin Abu Rakaib An-Najdi. Ia lahir di Oman pada tahun 832H atau 1429M.
Ia berasal dari Bani Tamim, salah satu kabilah di provinsi Najed, Arab Saudi. Keluarganya merupakan seorang pelaut, sejak kecil ia sering mengikuti ayah dan kakeknya berlayar di Laut Merah.
Pada abad pertengahan ia telah menjadi navigator ulung dari Laut Merah. Ia bahkan dijuluki sebagai Singa Laut
Pengakuan serupa juga datang dari bangsa Portugis, bangsa pertama Eropa yang mempelopori penjelajahan samudera. Mereka menyebut Ibnu Majid dengan al-Malande atau al-Marante yang artinya Raja Laut.
Bangsa Portugis banyak berhutang budi pada Ibnu Majid. Para penjelajah Portugis Vasco da Gama maupun Kopelhaem merasakan bantuan Ibnu Majid.
Pelayaran bagi bangsa Eropa sebelum bertemu dengan Ibnu Majid hanyalah mitos. Salah satu kawasan yang dimitoskan ialah pesisir Afrika Barat, mereka percaya jika kapal-kapal yang berlayar di sana tidak akan kembali lagi.
Pada tahun 1461, Raja Portugis mulai melakukan pelayaran. Mereka mengrimkan para pelautnya menuju India dengan melewati Mesir.
Para pelaut yang dipimpin oleh Kopelhaem itu singgah di Semenanjug Arab pada 1484M. Rombongan ini lantas bertemu dengan Ibnu Majid.
Dari Ibnu Majid pulalah Bangsa Portugis mendengar tentang Kepulauan Madagaskar. Mendengar hal itu Kopelhaem yang baru tiba di Kairo buru-buru mengirim surat kepada Raja Portugis.
“Ia bergegas mengirim surat kepada Raja Portugis yang isinya meminta sang raja mengirimkan utusannya untuk melakukan sebuah misi baru mengelilingi Afrika untuk mencari Kepulauan Madagaskar.
“Pada tahun 1498, atas bantuan Ibnu Majid, Raja Laut dari Arab, petualangan Vasco da Gama dinyatakan berhasil (tiba di India),” tutur Murtiningsih.
Manuskrip Ibnu Majid
Bagi bangsa Eropa sosok Ibnu Majid juga bukan orang asing. Wahyu Murtiningsih dalam bukunya Biografi Para Ilmuwan Muslim mengungkapkan jika di Rusia terdapat manuskrip khusus karya Ibnu Majid.
Wahyu Murtiningsih menjelaskan jika di Institut Studi Ketimuran Leningrad terdapat sebuah manuskrip berbahasa Arab. Manuskrip tersebut bertuliskan puisi sepanjang tiga bait.
Manuskrip puisi yang diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 itu berisi tentang dunia navigasi laut. Mulai dari informasi jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain, kecepatan angin, kondisi medan dan cara-cara yang mudah untuk berlayar.
“Di samping itu Ibnu Majid juga menyisipkan rute pelayaran yang melintasi Laut Merah, Samudera Hindia, dari berbagai kawasan yang berdeda,” ungkap Wahyu Murtiningsih.
Dengan informasi detail seputar pelayaran menempatkannya sebagai pakar navigasi yang andal. Manuskripnya diakui sebagai warisan penting bagi dunia pelayaran.
Ibnu Majid tidak hanya jago dalam hal navigasi laut. Ia juga menjadi ahli di bidang pemetaan , astronomi dan geografi.
Ia juga memiliki sejumlah karya intelektual seperti Qiladah Risalatisy wa Istikhraj Qawaidil Usus lil Mu’allim Sulaiman al-Mahri atau Untaian Surat-surat dan Kaidah-kaidah Dasar Sulaiman al-Mahri, Tahfatul fuhul fi Tamhidil Ushul atau Pengantar Dasar-dasar Ilmu Pelayaran, al-Umdatul Mahriyyah fi Dhabthil ‘Ulumil Bahriyyah atau Pijakan al-Mahri dalam Meletakkan Ilmu Kelautan, al-Qashidah li Ibni Majid atau Senandung Ibnu Majid dan al-Qashidatul Musammah bil Mahriyyah.
Sementara dua karya lainnya seperti Kitab al-Fawaid dan Hawiay al-Ikhtisar adalah karya-karya yang ditemukan di Bashrah.
Karangan-karangan yang dibuat oleh Ibnu Majid banyak yang tersimpan di Paris. Sepeninggalnya banyak karyanya yang menjadi referensi para ilmuwan dunia.
Salah seorang navigator modern yang membaca karya Ibnu Majid ialah navigator asal Turki, Sidi Ali Re’is. Ia dalam karyanya The Ocean mengagumi Ibnu Majid mengungkapkan karya Ibnu Majid sangat membantu terutama ilmu tentang navigasi.
“Menurut Sidi Ali Re’is, karya-karya Ibnu Majid adalah panduan yang sangat berguna bagi setiap pelaut yang ingin melayari laut India dengan mudah,” tutur Wahyu Murtiningsih.
Penulis: Kukuh Subekti