ISLAMTODAY ID— Center for Information of Samudra Pasai Heritage (CISAH) baru saja menggelar haul Sultan Malik Ash-Shalih ke-747 pada Ahad (17/4). Peringatan haul tersebut dalam rangka mengenang wafatnya Sultan Malik Ash-Shalih pada 15 Ramadan 1296 M.
Sultan Malik Ash-Shalih merupakan sultan pertama di Kesultanan Samudera Pasai yang berperan penting dalam islamisasi Asia Tenggara. Ia merupakan peletak pondasi Islam di Asia Tenggara.
“Peletak pondasi Islam di Kawasan Asia Tenggara yaitu Sultan Al-Malik As-Shalih,” kata Wakil Ketua , Sukarna Putra.
Kiprah dan perjuangan Sultan Malik Ash-Shalih terungkap dalam inskripsi batu nisannya. Ia berasal dari keturunan orang terhormat, seorang pemimpin yang mengayomi, dermawan, murah hati dan bertakwa.
“Inilah kubur orang yang dirahmati lagi diampuni, yang bertaqwa lagi pemberi nasihat, yang berasal dari keturunan terhormat dan terkenal lagi pemurah, yang ahli ibadah dan pembebas, yang digelar dengan Sultan Malik As-Shalih yang meninggal dunia pada bulan Ramadhan 696 Hijriyah. Semoga Allah melimpahkan rahmat ke atas pusaranya dan menjadikan surga sebagai tempat kembalinya,” jelas Sukarna.
Periode kekuasaannya terungkap dari banyaknya catatan asing. Diantara catatan asing itu berasal dari Dinasti Yuan, Cina (1282 M), Marcopolo dari Portugis(1297) dan Ibnu Batutah dari Maroko (1345).
Sementara itu fakta menarik tentang nisan Sultan Malik As-Shalih dikemukakan oleh Othman Mohd. Yatim dan Abdul Halim Nasir dalam Epigrafi Islam Terawal di Nusantara. Ia mengatakan jika nisan Sultan Malik Ash-Shalih adalah nisan pertama milik penguasa Islam yang berhasil ditemukan.
“Batu nisan pertama yang mempunyai tarikh kepunyaan seorang pemerintah Islam tempatan telah ditemui di Pasai yaitu di makam Sultan Malik al-Salih yang mangkat pada tahun 1297 Masehi,” ujar Othman.
Bahasa Melayu
Othman dan Halim mengungkap fakta menarik dibalik penggunaan bahasa pada nisan Sultan Malik Ash-Shalih. Inskripsi nisan tersebut menjadi saksi pengaruh Islam terhadap bahasa di Kesultanan Samudera Pasai.
Keduanya berpendapat agama Islam sangat berpengaruh terhadap perkembangan peradaban di Nusantara. Pengaruh Islam sangat dominan dalam tata bahasa Melayu dan aksara Jawi.
”Agama ini telah banyak mempengaruhi budaya malah tidak keterlaluan jika dikata mempengaruhi tamadun masyarakat Nusantara. Antara sumbangan terbesar Islam terhadap masyarakat di Nusantara ialah pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa Melayu,” ujar Othman dan Halim.
Dari bahasa yang berkembang juga terungkap dari mana agama Islam masuk ke Nusantara. Islam langsung dibawa oleh bangsa Arab bukan India atau pun Persia. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa Arab dalam Hikayat Raja-raja Pase dan Sejarah Melayu.
“Hikayat tersebut ditulis dalam bentuk prosa, beraksara Arab dan berbahasa Jawi Pase yang identik dengan bahasa Melayu,” ujar dalam M. Adnan Hanafiah Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra.
Penulis: Kukuh Subekti