ISLAMTODAY ID— Istana Dalam Loka, bangunan bersejarah peninggalan Kesultanan Sumbawa. Bangunan bersejarah ini dibangun pada tahun 1885 atau selang 69 tahun pasca musibah besar meletusnya Gunung Tambora di tahun 1816.
Istana tersebut berlokasi di Kab. Sumbawa, Prov. Nusa Tenggara Barat itu dibangun pada masa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III, sultan ke-16 dari Dinasti Dewa Dalam Bawa. Proyek pembangunan pun diselesaikan dalam waktu yang relative singkat, 9 bulan 10 hari.
Istana ini berdiri megah di samping masjid kesultanan, Masjid Agung Nurul Huda. Sebuah masjid yang dibangun untuk menggantikan Masjid Jami atau Madjid Makam yang telah rusak akibat erupsi Gunung Tambora.
Nuansa Islami
Istana ini dibangun dengan mengedepankan nilai-nilai Islam, adat berenti ko syara, syara barenti ko kitabullah. Artinya semua aturan adat istiadat maupun nilai-nilai dalam sendi kehidupan masyarakat Sumbawa berlandaskan syariat Islam.
Hal ini terlihat pada konsep bangunan Bala Rea (Graha Besar) rumah panggung kembar di Istana Dalam Loka. Kita akan menjumpai jumlah tiang penyangga Istana Dalam Loka, terdapat 99 buah.
“Bilangan tiang sebanyak 99 tersebut untuk mengingatkan agar Raja dalam menjalankan pemerintahan hendaknya mengadaptasi 99 sifat Allah,” ungkap Henny Gambrio dan Ahmad Yamin dalam Meneropong Istana Tua (Dalam Loka) Warisan Arsitektur Tradisional Sumbawa.
Tiang penyangga yang berjumlah seperti asmaul husna itu terbuat dari kayu jati asli. Begitupula susunan tangga Istana Dalam Loka yang berjumlah 17 susunan anak tangga sesuai dengan jumlah lima rakaat shalat wajib.
Bangunan Istana Dalam Loka merupakan bangunan rumah panggung yang dibangun dengan kayu jati. Penggunaan kayu jati dipilih karena ketahanannya yang awet dimakan usia.
Istana Dalam Loka terdiri atas dua lantai, lantai pertama istana terdiri atas beberapa ruangan dengan berbagai fungsi, baik itu acara kesultanan maupun kamar pribadi sultan. Sementara pada lantai dua, sengaja difungsikan untuk ruang keputrian mulai dari bermain para putri hingga ruang menenun.
Istana tempat tinggal sultan ini pada zaman dahulu dikelilingi oleh pagar tembok setinggi 2,5 meter. Namun kini bangunan tembok itu sudah tidak terlihat lagi.
Bala Rea
Berikut ini beberapa ruangan penting di Bala Rea lengkap dengan fungsinya:
Lunyuk Agung, terletak di bagian depan yang berfungsi untuk berbagai kegiatan penting dan musyawarah.
Lunyuk Mas, ruangan khusus untuk permaisuri, para istri menteri dan staf penting kerajaan. Ruangan ini terletak di samping Lunyuk Agung.
Ruang Dalam sebelah barat, terdiri dari kamar dan ruang salat khusus sultan. Sementara itu kamar permaisuri berada di sebelah utara kamar raja.
Ruang Dalam sebelah timur, merupakan kamar milik para pangeran dan putri sultan yang telah menikah. Tepat di sebelah utaranya adalah ruang para abdi dalem.
Ruang Sidang, terletak di bagian utara atau belakang dari Bala Rea.
Dapur, terletak bersebelahan dengan ruang sidang.
Bala Bule, terletak di depan ruang permaisuri.
Penulis: Kukuh Subekti