ISLAMTODAY ID— Tahukah kamu tentang sejarah kemerdekaan Indonesia dan Mesir? Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Dukungan dari Mesir sangat penting artinya bagi Indonesia, bagian dari prasyarat untuk membentuk sebuah negara. Upaya Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan secara de jure dan de facto pada masa itu terus-terusan dipersulit Belanda.
Lantas tahukah kamu siapa tokoh di balik suksesnya misi diplomasi ke Mesir saat itu? Mereka adalah tiga tokoh Islam yang namanya abadi dalam sejarah Indonesia:
- Haji Agus Salim
Haji Agus Salim adalah orang yang dipercaya sebagai Ketua Delegasi Indonesia untuk Timur Tengah. Ia memiliki tiga orang anggota yang terdiri atas HM Rasyidi (lulusan Mesir yang ahli agama dan bahasa Arab), AR Baswedan (Wartawan Senior) dan Dr. Nazir Sutan Pamuntjak (ahli hukum).
Tokoh yang mendapat julukan The Grand Old Man yang hingga kini terus diakui seorang diplomat andal Indonesia itu lahir di Kota Gadang pada 8 Oktober 1884 bertepatan dengan 19 Dzulhijjah 1301 H. Ia adalah orang pertama Indonesia yang berhasil meyakinkan dunia internasional di saat informasi tentang Indonesia masih sulit diakses dengan teknologi saat itu.
Terbukti pada tanggal 10 Juni 1947, ia berhasil meyakinkan Mahmoud Fahmi Nokrasyi Pasha, Menlu (Perdana Menteri) Mesir untuk menandatangani dokumen The Treaty of Friendship and Cordiality.
Kiprah dan perjuangan seorang Haji Agus Salim dimulai sejak ia merantau ke Jakarta. Ia pernah bekerja di sebuah kantor penerjemahan dan juga sebagai salah satu redaktur di koran Neraca bersama dengan Abdul Muis seorang tokoh Centraal Sarekat Islam, Jakarta.
Sebelum mendirikan Partai Penyadar, Haji Agus Salim merupakan tokoh Sarekat Islam. Bahkan ia tercatat pernah menjadi Ketua SI pasca wafatnya HOS Tjokroaminoto.
- HM Rasyidi
HM Rasyidi adalah merupakan lulusan filsafat dari salah satu perguruan tinggi di Kario, Mesir. Aktivis Jong Islamiten Bond (JIB) ini merupakan salah satu anak muda yang ikut dalam rombngan delegasi yang dipimpin oleh Haji Agus Salim.
Pada era kemerdekaan ia tercatat sebagai Menteri Agama (Menag) Indonesia yang pertama. Ia adalah tokoh dibalik peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama (Kemenag).
Tokoh Muhammadiyah ini dikenal dekat dengan Bung Karno. Bahkan ia termasuk salah satu pejabat yang ditunjuk langsung oleh Bung Karno.
Tokoh Masyumi yang juga salah satu pendiri Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) ini lahir di Yogyakarta pada 20 Mei 1915 M bertepatan dengan 4 Rajab 1333. Ia adalah salah satu tokoh yang mengenyam pendidikan Islam di Al-Irsyad, bahkan nama Rasyidi adalah nama pemberian dari Syeh Ahmad Surkatie.
- AR Baswedan
Abdur Rahman (AR) Baswedan adalah salah seorang tokoh pejuang Muhammadiyah sekaligus tokoh Partai Masyumi. Pada masa kemerdekaan, ia bersama dengan HM Rasyidi ikut mendampingi Haji Agus Salim selama melakukan lawatan ke Mesir.
Dikutip dari buku Abdul Rahman Baswedan Karya dan Pengabdiannya, Kakek dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan itu lahir di Surabaya pada 9 September 1908 yang bertepatan dengan 13 Syaban 1326 H. Ia mengawali pendidikannya di sebuah madrasah, Madrasah Alkhairiyah yang terletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.
Ia pun sempat mengenyam pendidikan di Madrasah Al-Irsyad, Jakarta, madrasah yang didirikan oleh Syeh Ahmad Surkatie.
Kepiawaiannya sebagai seorang jurnalis mulai terasah ketika ia melanjutkan sekolahnya ke Hadramaut School, Surabaya. Di sini ia berkesempatan untuk menulis di sebuah surat kabar, Hadramaut Courant yang dipimpin oleh Sayid Muhammad bin Hasyim.
Salah satu kiprahnya di bidang politik pada masa pra kemerdekaan ialah mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI). Merupakan wujud dukungan terhadap Indonesia.
Penulis: Kukuh Subekti