Dibalik tegak berkibarnya sang Merah Putih dan nikmat kemerdekaan, ada kisah heroik jasa besar rakyat Aceh terhadap Indonesia.
- Memberikan Modal Perjuangan
Rakyat Aceh memberikan dana operasional untuk usaha perjuangan kemerdekaan RI saat masa PDRI (Pemerintahan Darurat RI), dana operasional Staf Angkatan Laut-Udara, Misi diplomasi ke India dan New York, AS, dana operasional perwakilan RI di Penang dan Singapura, dana perjalanan diplomasi Haji Agus Salim dan biaya Konferensi Asia di India. - Membelikan Pesawat Perjuangan
Pesawat itu adalah pesawat jenis dakota yaitu Seulawah RI-001 dan Dakota RI-002 yang dibeli di Singapura, Oktober 1948. Selain itu satu pesawat jenis “Avro Anson RI-004” yang dibeli di Thailand. Tiga pesawat inilah yang menjadi armada pertama Indonesia yang dapat menembus blokade udara Belanda - Menyumbang Kapal Laut
Alutsista Indonesia di masa perjuangan sangatlah memprihatinkan. Aceh memberikan bantuan untuk Indonesia. Kali ini berupa kapal laut dengan kode PPB 58 LB. Kapal ini banyak kegunaannya, terutama dalam distribusi persenjataan. - Ibukota RI Ketiga
Menurut Wapres Jusuf Kalla, kota Bireuen pernah menjadi ibu kota Indonesia ketiga, ketika jatuhnya Yogyakarta pada tahun 1948. Presiden Soekarno hijrah dari ibu kota RI kedua, yakni Yogyakarta ke Bireuen pada 18 Juni 1948. Menurut JK, selama seminggu Bireuen menjadi tempat untuk mengendalikan pemerintahan yang saat itu dalam keadaan darurat - Menyumbang Emas Monas
Emas seberat 38 kilogram dipucuk Monas menjadi simbol bahwa Indonesia negeri yang kaya. Ternyata dari 38 kilogram emas itu, 28 kilogramnya adalah sumbangan dari orang Aceh bernama Teuku Markam. - Peran Radio Rimba Raya
Peran penting Radio Rimba Raya yang terletak di Aceh Tengah, yang terus memberikan informasi tentang kemerdekaan Indonesia. - Aksi Long March ke Front “Medan Area”
Ketika Medan, Sumatera Utara berhasil dikuasai Belanda, Pasukan dari Aceh melakukan Long March menuju front “Medan Area” untuk membantu perjuangan. Bantuan pasukan ini dikerahkan sebab dalam darah rakyat Aceh mengalir jiwa anti penjajahan.