ISLAMABAD, (IslamToday.id) — Bank sentral Pakistan pada Rabu mengatakan negara itu telah menerima USD991,4 juta, tahap pertama dari total paket dana talangan Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar USD6 miliar.
“SBP [Bank Negara Pakistan] telah menerima tahap pertama IMF USD991,4 juta yang setara dengan SDR [hak penarikan khusus] 716 juta,” pungkas juru bicara bank dalam sebuah pernyataan.
Pada 3 Juli, IMF menyetujui paket bailout senilai USD6 miliar untuk menghidupkan kembali ekonomi Pakistan yang sedang terpuruk.
Pinjaman ini akan diberikan secara bertahap dalam 39 bulan ke depan dengan syarat kinerja Islamabad akan ditinjau oleh IMF setiap tiga bulan.
Pakistan akan menerima USD2 miliar setiap tahunnya di bawah skema Extended Fund Facility (EFF).
Berdasarkan perjanjian tersebut, pemerintah tidak akan lagi mengontrol nilai Dolar terhadap Rupee (mata uang Pakistan), yang sebaliknya, akan ditangani oleh pasar terbuka.
Pemerintah juga meningkatkan biaya listrik dan gas bagi konsumen setelah kesepakatan ini, sebuah langkah yang dikritik keras oleh masyarakat.
Dolar diperdagangkan sekitar PKR124 ketika Perdana Menteri Imran Khan mulai menjabat pada Agustus tahun lalu dan saat ini naik menjadi PKR158.
Pemerintahan Khan baru-baru ini menunjuk seorang staf IMF sebagai Gubernur Bank Negara Pakistan, sebuah langkah yang oleh oposisi dipandang sebagai pengalihdayaan ekonomi ke IMF.
Pada 8 Juli, Bank Pembangunan Asia mengumumkan bahwa bank tersebut berencana untuk membantu Pakistan dengan pinjaman indikatif hingga USD10 miliar.
“ADB telah berencana untuk membantu Pakistan dengan pinjaman indikatif hingga USD10 miliar untuk berbagai proyek dan program pembangunan selama lima tahun ke depan,” jelas ADB dalam pernyataannya.
ADB juga berencana untuk menyediakan sekitar USD2,1 miliar dari dana USD3,4 miliar untuk mendukung reformasi Pakistan dan program-program pembangunan selama tahun fiskal 2019-2020.
Pakistan menjadi anggota pendiri ADB pada 1966 dan sejak saat itu telah menerima USD32 miliar dalam bantuan proyek dan bekerja sama dengan bank tersebut untuk memperkuat infrastruktur utama, layanan sosial dan pertumbuhan ekonomi.
Baru-baru ini, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) juga telah mengumumkan akan memberikan dana talangan masing-masing USD6 miliar untuk Pakistan.
Utang luar negeri Islamabad saat ini mencapai hampir USD100 miliar, di mana sebagian besar dipinjam dari Bank Dunia, IMF, Bank Pembangunan Asia, Bank Pembangunan Islam, Amerika Serikat, China, Prancis, dan negara-negara lain.
Negara yang memiliki hulu ledak nuklir Asia Selatan itu mengaku telah mengalami kerugian sebesar USD100 miliar dolar sejak 2002 setelah bergabung dengan perang melawan terorisme yang dipimpin AS.