JENEWA, (IslamToday.id) — Pelapor khusus PBB Yanghee Lee menegaskan bahwa ASEAN memiliki peranan signifikan di Myanmar, yang merupakan salah satu negara anggota dari organisasi regional itu.
Yanghee Lee mengamati bahwa pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar menciptakan masalah yang semakin serius untuk Asia Selatan dan Tenggara, demikian pernyataannya dalam siaran pers yang dirilis, Kamis (18/7).
Yanghee Lee mengatakan sekitar 1,5 juta pengungsi dari Myanmar ditampung di Bangladesh, India, Indonesia, Malaysia dan Thailand.
“Perdagangan dan penyelundupan orang-orang dari Myanmar dan perdagangan obat bius di dalam dan di luar kawasan adalah bentuk keprihatinan yang semakin mendalam,” tandasnya.
Lee mengatakan pihaknya merasa prihatin dan sedih dengan adanya laporan bahwa perempuan dan anak-anak diperdagangkan dari Myanmar utara ke negara-negara tetangga untuk menjadi pekerja seks.
“Konflik selama bertahun-tahun di negara bagian Shan dan Kachin utara telah membuat keluarga putus asa secara finansial, membuat perempuan dan anak perempuan rentan terhadap perdagangan manusia,” ujar pakar HAM PBB itu.
Lee menegaskan bahwa negara-negara tetangga Myanmar perlu mengakui masalah serius yang telah ditimbulkan oleh negara itu.
“Berlanjutnya pelanggaran berat hak asasi manusia di Myanmar membahayakan kehidupan orang-orang di sekitar negara itu dan tanpa henti berdampak pada negara tetangga sedemikian rupa sehingga dapat mengancam perdamaian dan keamanan Asia Selatan dan Tenggara,” imbuhnya, dikutip dari AA.
Lee mendesak negara-negara anggota ASEAN untuk mengambil tindakan yang lebih kuat untuk mengatasi masalah keamanan yang disebabkan oleh tindakan Myanmar.
Lee juga menyatakan bahwa keputusan pemerintah untuk memblokir internet seluler selama sebulan di sembilan kota di Rakhine utara dan Chin selatan adalah langkah yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak dapat diterima.