ISLAMABAD, (IslamToday.id) — Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengatakan bahwa penggunaan kekuatan militer oleh India hanya akan mempercepat perjuangan kebebasan di Jammu dan Kashmir, Kamis (8/8)
Imran Khan mengatakan seluruh dunia sedang menunggu untuk melihat apa yang terjadi pada Kashmir yang tertindas ketika jam malam dicabut.
“Apakah pemerintah Partai Bharatiya Janata pikir dengan menggunakan kekuatan militer yang lebih besar terhadap Kashmir di IOK, itu akan menghentikan gerakan kebebasan? Kemungkinannya mereka akan meraih momentum,” kicau Khan dalam serangkaian cuitan di Twitter.
Ketegangan antara dua rival lama semakin meningkat setelah langkah India untuk mencabut status khusus Jammu dan Kashmir, yang memungkinkan warga Kashmir untuk memberlakukan hukum mereka sendiri dan mencegah orang luar untuk menetap dan memiliki tanah di wilayah tersebut.
“Apa yang harus diperjelas adalah komunitas internasional akan menyaksikan genosida orang-orang Kashmir di IOK. Pertanyaannya adalah: Apakah kita akan melihat peredaan fasisme lain … atau akankah masyarakat internasional memiliki keberanian moral untuk menghentikan hal ini terjadi?” imbuhnya.
Para pemimpin dan warga Kashmir khawatir jika langkah ini merupakan upaya pemerintah India untuk mengubah demografi negara mayoritas Muslim itu, di mana sejumlah kelompok telah berjuang melawan kekuasaan India untuk kemerdekaan atau bersatu dengan negara tetangga Pakistan.
Sementara itu, Pakistan juga telah menurunkan hubungan diplomatik dengan India, menangguhkan perdagangan dan mengusir komisaris tinggi negara itu.
Sejak 1947, Jammu dan Kashmir diberi hak khusus untuk memberlakukan hukumnya sendiri.
Ketentuan tersebut juga melindungi hukum kewarganegaraannya, yang melarang orang luar untuk menetap atau memiliki tanah di wilayah tersebut.
Jammu dan Kashmir itu dikuasai oleh India dan Pakistan sebagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh.
Sejak berpisah pada 1947, India dan Pakistan telah berperang sebanyak tiga kali – pada 1948, 1965 dan 1971 – dua di antaranya memperebutkan Kashmir.
Sejumlah kelompok Kashmir di Jammu dan Kashmir berperang melawan pasukan India untuk memperjuangkan kemerdekaan, atau untuk bersatu dengan negara tetangga Pakistan.
Menurut sejumlah organisasi hak asasi manusia, ribuan orang tewas akibat konflik di wilayah itu sejak 1989.