(IslamToday ID) – Ribuan masyarakat ibukota Negara Bagian Washington memprotes kebijakan tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona yang diberlakukan gubernur asal Partai Demokrat, Jae Inslee. Mereka menyampaikan protesnya itu melalui sebuah aksi unjuk rasa pada Minggu (19/4/2020).
Para demonstran menentang larangan pertemuan 50 orang atau lebih. Meskipun ada permintaan dari penyelenggara unjuk rasa tersebut agar para peserta mengenakan penutup wajah atau masker, banyak yang tidak menggunakan.
Polisi memperkirakan kerumunan itu berjumlah sekitar 2.500 orang. Aksi ini menjadikannya salah satu protes terbesar selama sepekan terakhir di negara-negara bagian Amerika Serikat terhadap pembatasan.
Di Olympia, ratusan orang berkumpul di tangga dekat gedung kapitol dan di sekitar air mancur. Mereka melanggar pedoman kesehatan negara bagian dan federal selama pandemi virus corona.
Penyelenggara aksi, Tyler Miller yang merupakan insinyur berusia 39 tahun dari Bremerton, Washington, serta seorang petugas kepolisian dari Partai Republik mengatakan kepada Reuters bahwa menutup kegiatan ekonomi dengan memilah-milah kategori penting dan tidak penting adalah pelanggaran konstitusi negara bagian dan federal.
Para pengunjuk rasa mengendarai kendaraan ke ibukota negara bagian, membunyikan klakson, dan memblokir jalan.
“Tidak ada keraguan bahwa membela kebebasan artinya adalah mempertaruhkan semua bahaya,” kata Miller, mengutip kutipan John Adams.
“Revolusi Amerika terjadi pada puncak epidemi cacar. Para pendiri kita sangat menyadari risiko semacam ini,” tambahnya.
“Kerumunan itu bertahan di kompleks kapitol setelah jadwal aksi unjuk rasa selesai. Tetapi polisi Negara Bagian Washington tidak mengeluarkan surat pelanggaran,” kata juru bicara Chris Loftis.
Trump pada Jumat mencuit dukungan bagi aksi protes serupa di Michigan, Minnesota, dan Virginia untuk “membebaskan” mereka dari aturan pembatasan sosial.
Walaupun tidak menggambarkan demonstrasi sebagai upaya untuk membebaskan Washington. Miller mengatakan itu memberinya kenyamanan bahwa Trump mendukungnya.
Sebelumnya pada Minggu, Inslee mengatakan anggota parlemen Republik negara bagian mendukung penentangan terhadap aturan jarak sosial yang telah menutup sebagian besar kegiatan ekonomi. “Komentar dalam berita oleh beberapa legislator Republik menyerukan pemberontakan terbuka, mengklaim plot negara dalam, dan pernyataan radikal lainnya yang tidak bertanggung jawab dan dapat menyebabkan lebih banyak orang jatuh sakit,” kata Inslee, seorang tokoh Demokrat dalam sebuah pernyataan.
“Saya mendukung kebebasan berbicara. Tetapi kerumunan orang atau pidato tidak akan menentukan jalan kita. Ini bukan tentang politik. Itu hanya mengenai melakukan apa yang terbaik untuk kesehatan semua warga Washington,” ujarnya.
Tertinggi di Dunia
Negara bagian Washington memiliki kasus virus corona terkonfirmasi pertama di negara itu pada akhir Januari. Klaster maut pertama terdapat di panti jompo di luar Seattle.
Sementara, jumlah kasus infeksi virus corona di Amerika Serikat sudah tembus lebih dari 750.000. Sedangkan korban meninggal sebanyak 40.000 orang. Hampir dua kali lipat dibandingkan Italia yang berada di posisi kedua negara dengan jumlah kasus infeksi terbanyak di dunia.
Berdasarkan perhitungan Reuters pada Senin (20/4/2020) butuh waktu 38 hari sejak kasus hari pertama pada 29 Februari, jumlah kasus kematian di AS mencapai 10.000 pada 6 April. Tapi hanya perlu lima hari hingga jumlah kasus kematian mencapai 20.000 kasus.
Kemudian, hanya butuh empat hari jumlah kematian akibat Covid-19 di AS naik dari 30.000 menjadi 40.000. Setelah jumlah kematian pasien meninggal di New York City yang tak diperiksa Covid-19 tapi mungkin disebabkan penyakit itu dihitung.
Sejauh ini, AS negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak di seluruh dunia. Jumlahnya naik dua kali lipat dalam 13 hari. Pada Sabtu (18/4/2020) lalu jumlah kasus baru bertambah 29.000, angka terendah dalam tiga hari.
Dalam beberapa bulan terakhir sudah lebih dari 22 juta warga Amerika mengajukan bantuan pengangguran. Setelah penutupan bisnis dan sekolah memukul keras perekonomian Negeri Paman Sam.
Gubernur-gubernur negara bagian di AS berselisih dengan Presiden Donald Trump. Trump mengklaim negara-negara bagian memiliki kapasitas pemeriksaan yang cukup dan harus segera membuka kembali aktivitas ekonomi. Karena semakin banyak warga protes dengan rencana perpanjangan karantina wilayah yang bertujuan memutus rantai penularan Covid-19. (wip)