(IslamToday ID) – Angka korban meninggal akibat virus corona di Amerika Serikat (AS) sudah melebihi korban tewas selama perang Vietnam. Per Selasa (28/4/2020) angka kematian akibat corona sudah mencapai 58.365 orang, sedangkan korban tewas pada perang Vietnam sebanyak 58.220 orang.
Berdasaran laporan Johns Hopkins University, jumlah kasus infeksi telah menyentuh 1 juta. Jumlah kasus virus corona di AS meningkat dua kali lipat dalam 18 hari terakhir dan merupakan sepertiga dari semua infeksi di dunia.
Namun angka aktual kasus dianggap lebih tinggi. Sekitar 30 persen kasus terjadi di negara bagian New York, pusat penyebaran wabah di AS. Kemudian diikuti oleh New Jersey, Massachusetts, Kalifornia, dan Pennsylvania.
Pada saat bersamaan, pejabat kesehatan masyarakat negara bagian memperingatkan bahwa kekurangan pekerja terlatih dan peralatan telah membuat pengujian dilakukan terbatas.
Wabah corona diperkirakan dapat merenggut lebih dari 74.000 nyawa warga AS pada 4 Agustus 2020, dibandingkan dengan perkiraan 22 April lebih dari 67.600. Perhitungan itu berdasar model prediksi University of Washington yang sering dikutip oleh pejabat Gedung Putih.
Secara global, kasus infeksi virus corona telah melampaui 3 juta sejak wabah dimulai di China akhir tahun lalu. AS dengan populasi terbesar ketiga di dunia, memiliki kasus lima kali lebih banyak daripada negara-negara yang paling parah terdampak, misal Italia, Spanyol, dan Perancis.
Dari 20 negara yang paling parah terdampak, AS menempati urutan kelima berdasarkan kasus per kapita. AS memiliki sekitar 30 kasus per 10.000 orang. Spanyol menempati urutan pertama dengan lebih dari 48 kasus per 10.000 orang, diikuti oleh Belgia, Swiss, dan Italia.
Selain melebihi jumlah korban perang Vietnam, jumlah korban virus corona di AS juga melampaui jumlah kematian akibat flu musiman dalam beberapa tahun terakhir, kecuali musim 2017-2018.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), kematian karena flu berkisar dari angka 12.000 pada musim 2011-2012 hingga 61.000 selama periode 2017-2018.
Sementara, meski angka kematian dan kasus masih tinggi, para pemimpin negara bagian dan pusat di AS mengisyaratkan pelonggaran pembatasan kegiatan. Keputusan tersebut tetap berjalan meski jumlah kasus virus corona telah melewati angka 1 juta.
Presiden AS Donald Trump tetap ingin membuka aktivitas ekonomi negaranya. Ia mendesak beberapa pemimpin negara bagian dan walikota untuk mulai mempertimbangkan pembukaan sekolah.
Lembaga pendidikan ditutup di seluruh negara sepanjang Maret saat pandemi melanda AS. Pembicaraan tentang pembukaan sekolah pun dilakukan ketika beberapa negara bagian mulai membuka kembali bisnis-bisnis yang tutup.
Langkah-langkah jarak sosial yang ketat dan penutupan bisnis di seluruh negeri telah membekukan ekonomi. Setidaknya 26 juta orang mengajukan tunjangan pengangguran dalam lima minggu terakhir, terbesar sejak tahun 1930-an.
Gubernur Georgia, Brian Kemp mulai membuka kembali perekonomian negaranya pada Selasa (28/4/2020), meskipun ada tekanan balik dari para pemimpin kota-kota besar seperti Atlanta. Beberapa bisnis yang tidak esensial seperti salon kecantikan, restoran, dan arena bowling diizinkan untuk dibuka kembali selama mengikuti panduan jarak sosial.
Dikutip dari Aljazirah, Gubernur Texas, Greg Abbott, yang wilayahnya memiliki ekonomi terbesar kedua di AS, akan mengakhiri anjuran tetap tinggal di rumah pada Kamis (30/4/2020). Beberapa bisnis akan mulai dibuka kembali pada hari berikutnya.
Meski beberapa negara bagian telah mengumumkan pelonggaran, para ahli kesehatan memperingatkan bahwa AS tidak dapat kembali ke keadaan normal sampai pengujian meluas dilakukan. Tanpa pengujian yang meluas, negara itu berisiko mendapatkan lonjakan kasus virus corona.
Meski beberapa negara bagian mulai membuka kembali bisnis, banyak penduduk AS tetap ragu untuk kembali ke rutinitas hariannya. Sebuah jajak pendapat CBS pada 23 April melaporkan bahwa 70 persen responden berpikir prioritas utama bangsa harus memperlambat penyebaran virus.
Sedangkan, hanya 30 persen yang berpikir warga harus membuat ekonomi berjalan. Salah satu cara untuk mendorong ekonomi tersebut dengan orang kembali bekerja, bahkan jika itu berarti lebih banyak orang mungkin terkena virus corona. (wip)