(IslamToday ID) – Washington marah dan menyalahkan Beijing atas pandemi virus corona yang melanda dunia. Apalagi, seperti diketahui Amerika Serikat (AS) adalah negara terparah yang dilanda virus mematikan asal China tersebut.
Bahkan, Washington berusaha menjatuhkan sanksi kepada Beijing. Upaya penjatuhan sanksi mulai digagas oleh senator top Partai Republik AS, Lindsey Graham yang merupakan sekutu Presiden Donald Trump.
Graham telah mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang akan memberikan wewenang kepada Presiden AS untuk menjatuhkan sanksi kepada China jika Beijing gagal memberikan laporan lengkap tentang peristiwa yang mengarah pada pecahnya pandemi Covid-19.
Graham yakin bahwa jika bukan karena “penipuan” oleh Partai Komunis China yang berkuasa, virus itu tidak akan berada di AS dan kini sudah menewaskan lebih dari 80.000 orang.
Menurut Graham, China telah menolak untuk mengizinkan para penyelidik untuk mempelajari bagaimana wabah itu dimulai. “Saya yakin China tidak akan pernah bekerja sama dengan penyelidikan yang serius, kecuali mereka dipaksa untuk melakukannya,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Rabu (13/5/2020).
Para kritikus Trump, termasuk beberapa mantan pejabat, akademisi dan kolumnis, menilai pemerintah AS saat ini berusaha mengalihkan perhatian dari ketidakmampuan mereka menghadapi pandemi dengan menyalahkan China.
Graham mengatakan bahwa RUU Pertanggungjawaban Covid-19 akan mengharuskan presiden untuk membuat sertifikasi ke Kongres dalam waktu 60 hari bahwa China telah memberikan akuntansi penuh dan lengkap untuk penyelidikan Covid-19 yang dipimpin oleh AS, sekutunya, atau organisasi afiliasi PBB seperti WHO.
RUU itu akan memberi wewenang kepada presiden untuk menjatuhkan sejumlah sanksi, termasuk pembekuan aset, larangan perjalanan, dan pencabutan visa, serta pembatasan pinjaman untuk bisnis China oleh lembaga-lembaga AS dan melarang perusahaan-perusahaan China untuk listing di bursa AS.
RUU tersebut juga disponsori oleh delapan senator Republik lainnya.
Kedutaan Besar China di Washington tidak menanggapi ketika dimintai komentar terkait persoalan tersebut. Tetapi Beijing bersikeras telah transparan tentang wabah Covid-19 yang dimulai di Kota Wuhan di China pada Desember 2019.
Trump dan pendukungnya dari Partai Republik telah berulang kali menuduh Beijing gagal memperingatkan dunia akan tingkat keparahan dan ruang lingkup wabah itu, yang telah memicu kontraksi ekonomi dunia dan mengancam peluangnya untuk menang kembali dalam pemilu November mendatang.
Senator Demokrat, Tim Kaine, yang partainya mengendalikan DPR AS, mengatakan hal-hal pasti adalah salahnya China, tetapi ada kebutuhan untuk melihat cerita lengkapnya dan pemerintahan Trump tidak boleh luput dari pengawasan.
“Mari kita ceritakan kisah ini terlebih dahulu dan lihat apa yang menjadi bagian dari masalah ini (bagi) semua orang. Untuk perbaikan ke depan dan kemudian kita dapat memutuskan tentang pertanggungjawaban,” katanya.
Angka penghitungan Worldometers pada Rabu (13/5/2020) pagi menunjukkan AS menjadi negara terparah di dunia yang dilanda pandemi Covid-19. Negara itu memiliki 1.408.636 kasus infeksi Covid-19 dengan 83.425 kematian dan sebanyak 296.746 pasien sembuh. (wip)