(IslamToday ID) – Sedikitnya 141 perusahaan di Jepang gulung tikar akibat pandemi virus corona (Covid-19) sejak Februari lalu. Tokyo Shoko Research menyatakan bahwa kasus kebangkrutan ini diprediksi akan bertambah lagi hingga akhir Mei.
Perusahaan-perusahaan yang terkena dampak sebagian besar adalah perusahaan-perusahaan berukuran kecil di industri pariwisata dan restoran. Tapi, efek virus corona menyebar lebih luas daripada prediksi awal.
Alhasil, bisnis konstruksi, operator sekolah musik, rumah pemakaman pun turut terimbas corona. “Banyak perusahaan ini yang gagal karena sulit mendapatkan dana, tenaga kerja yang kurang, dan kenaikan pajak konsumsi tahun lalu,” ungkap Tokyo Shoko Research dalam pernyataan yang dikutip Reuters.
Secara total ada 743 perusahaan yang bangkrut pada April, meningkat dari 645 perusahaan di tahun lalu. Dari total perusahaan bangkrut di April tahun ini, 71 perusahaan bangkrut karena virus corona.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe bulan lalu menyatakan keadaan darurat untuk merespons krisis virus corona. Pemerintah pun meluncurkan paket stimulus setara dengan 20 persen output ekonomi. Paket ini termasuk dana tunai bagi perusahaan-perusahaan dan individu.
Tokyo Shoko Research menyatakan bahwa stimulus ini harus disebarkan dengan cepat karena bisnis sudah hampir kehabisan napas. Pebisnis masih menanggung pembayaran gaji, sewa, dan utilitas meski penjualan turun. (wip)