(IslamToday ID) – Perjanjian gencatan senjata antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban yang disepakati selama tiga hari membuahkan hasil. Pemerintah Afghanistan dilaporkan telah membebaskan setidaknya 100 anggota Taliban.
“Pemerintah Afghanistan telah membebaskan 100 tahanan Taliban dari penjara Bagram,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Afghanistan, Javid Faisal seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (26/5/2020).
Pemerintah Afghanistan juga berencana untuk membebaskan hingga 2.000 tahanan Taliban sebagai isyarat niat baik atas kesepakatan gencatan senjata, meningkatkan upaya untuk meluncurkan perundingan damai.
Kabul sebelumnya telah membebaskan sekitar 1.000 anggota Taliban. Sementara di sisi lain, Taliban telah melepaskan sekitar 300 anggota pasukan keamanan Afghanistan.
Taliban menegaskan bahwa Kabul harus membebaskan 5.000 anggotanya sebagaimana disepakati dalam kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS).
“Proses ini harus diselesaikan untuk menghilangkan rintangan yang menghalangi dimulainya negosiasi intra-Afghanistan,” kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya.
Sebelumnya, gencatan senjata antara pemerintah Afghanistan dan Taliban disambut baik pemerintah Indonesia dan empat negara lainnya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menyampaikan pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Norwegia, Uzbekistan, dan Qatar tentang gencatan senjata tersebut tepat di hari pertama Idul Fitri, 24 Mei 2020.
“Kelima negara menyambut baik pengumuman gencatan senjata oleh pemerintah Afghanistan dan Taliban selama perayaan Idul Fitri. Kami berharap Idul Fitri membawa sukacita dan keberkahan bagi seluruh rakyat Afghanistan,” bunyi pernyataan bersama kelima Menlu tersebut.
Menurut kelima diplomat tersebut, gencatan senjata merupakan langkah positif ke depan yang memberikan secercah harapan. Rakyat Afghanistan berhak atas penghentian kekerasan dan perdamaian yang bermartabat serta stabilitas.
“Kami mendorong para pihak untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut pada hari-hari dan minggu-minggu ke depan untuk segera memulai negosiasi intra-Afghanistan untuk mencapai penyelesaian damai yang berkesinambungan guna mengakhiri konflik di Afghanistan,” lanjut pernyataan lima Menlu.
“Sejalan dengan seruan Sekjen PBB Antonio Guterres mengenai gencatan senjata global di tengah pandemi Covid-19, kami mengimbau pengurangan kekerasan secara permanen dan komprehensif untuk memberikan rasa aman kepada rakyat Afghanistan. Dalam kaitan ini, kami juga mendorong pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kelompok dan individu yang rentan, termasuk para tahanan dari pandemi (corona),” imbuh lima Menlu.
Kelima negara sepakat untuk bekerja sama mendukung proses perdamaian yang inklusif di Afghanistan dan siap membantu proses tersebut melalui cara apapun sesuai aspirasi para pihak. (wip)