(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan sanksi kepada 40 kapal tanker minyak asing karena keterlibatan mereka dalam melakukan perdagangan dengan Venezuela. Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat di Departemen Keuangan AS.
Venezuela saat ini sedang menerima sanksi ekonomi dari AS dan dikabarkan sedang mengalami krisis bahan bakar minyak.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa sanksi baru terhadap beberapa kapal tanker itu akan diumumkan Washington dalam waktu dekat. Bahkan, beberapa kapal tanker itu akan masuk dalam daftar hitam AS untuk jangka panjang jika mereka terus berhubungan dengan Venezuela.
Lebih lanjut, menurut pejabat itu, jumlah kapal yang akan dikenai sanksi mencakup 25 kapal super tanker yang masing-masing mampu membawa sekitar 2 juta barel minyak, serta 17 kapal tanker biasa yang lebih kecil dari super tanker.
Para ahli menyebut bahwa jika kebijakan itu benar-benar dilakukan oleh AS, maka akan berpengaruh besar pada perdagangan lintas laut internasional. Karena hal itu akan mengubah biaya sewa dan transportasi kapal.
“Tujuan jelasnya, kebijakan sanksi itu dapat menjadi pelajaran yang jelas bagi semua pemilik kapal. Maka pertimbangkan kembali jika ingin berhubungan dengan Venezuela,” ujar pejabat tersebut seperti dikutip di Sputniknews, Sabtu (6/6/2020).
Sementara itu, Departemen Keuangan AS hingga sekarang belum menanggapi dan mengonfirmasi informasi dari pejabat tersebut.
Namun, seorang pejabat dari Departemen Luar Negeri menegaskan bahwa Washington sekarang terus terlibat aktif memperingatkan risiko bagi perusahaan-perusahaan di sektor energi yang akan mereka alami jika terus-menerus berhubungan dengan perusahaan minyak Venezuela, PDVSA.
Namun demikian, Washington tidak langsung serta merta melarang perusahaan-perusahaan tersebut berhubungan dengan Venezuela. Washington hanya memperingatkan apa yang akan mereka hadapi jika melakukan itu.
Mengutip Sputniknews pada Selasa (2/6/2020), Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa mereka tengah memberlakukan sanksi terhadap empat perusahaan dan empat kapal tanker minyak karena berurusan dengan Venezuela.
“Bendera kapal yang terdaftar, perusahaan pelayaran, pemasok, atau vendor yang terkait dengan mereka (Venezuela) diperingatkan. Transaksi ilegal dengan rezim tidak sah di Venezuela, Nicolas Maduro dapat membuat Anda dikenakan sanksi keuangan dan sanksi ekonomi,” tulis Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam cuitan di akun Twitter resminya.
Jika ada perusahaan yang mendapatkan sanksi dari AS, maka ini berarti properti dan aset perusahaan tersebut di AS akan diblokir, dan seluruh warga negara AS dilarang untuk berurusan dengan perusahaan tersebut. Sanksi itu baru akan dicabut jika perusahaan tersebut dapat memberikan bukti “perubahan perilaku yang positif”.
Pemerintahan AS yang dipimpin oleh Presiden Trump mulai memberlakukan sanksi ekonomi kepada Venezuela pada tahun 2018 dengan tujuan untuk menggulingkan Presiden Maduro yang terpilih dalam pemilu langsung. Sebagai pengganti Maduro adalah Juan Guaido yang diakui puluhan negara menjadi presiden sementara Venezuela.
Saat ini, Washington sedang dalam proses untuk membekukan aset PDVSA yang ada di AS sebagai bagian dari upayanya untuk memberikan sanksi kepada Venezuela.
Caracas mengutuk keras pembekuan aset PDVSA dan menyebut hal itu sebagai tindakan yang melanggar hukum internasional. Bahkan, Caracas menuduh Washington sedang berusaha “mencuri” minyak milik Venezuela.
Pembekuan aset PDVSA juga berarti penutupan kilang-kilang minyak mereka. Caracas pun mulai memikirkan kebijakan-kebijakan untuk menyelamatkan negaranya dari kekurangan bahan bakar, termasuk menaikkan harga minyak.
Terlepas dari Iran, yang baru saja mengirimkan 5 tanker minyak ke Venezuela, sanksi dari AS kepada Venezuela mempengaruhi negara-negara lain yang ingin berhubungan dengan Venezuela. [wip]