(IslamToday ID) – Inspektur Jenderal Steve Linick dipecat dari jabatannya di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) oleh Presiden Donald Trump pada pertengahan Mei lalu. Ia dinilai sudah tidak bisa dipercaya lagi karena kemungkinan melakukan pelanggaran.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menggambarkan Linick sebagai “aktor buruk” dan memang seharusnya tidak diizinkan untuk mempertahankan jabatannya.
Pernyataan Pompeo itu didahului oleh Linick saat bersaksi di depan penyelidikan Kongres yang dipimpin Partai Demokrat. Linick mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri telah melarangnya untuk melakukan tindakan tertentu terhadap pemerintahan Trump.
Mantan Inspektur Jenderal itu mengatakan bahwa departemen tidak ingin dia menyelidiki keputusan Gedung Putih yang menggunakan kekuatan darurat dengan menjual senjata senilai 8 miliar dolar AS ke Arab Saudi, meskipun ditentang oleh anggota parlemen.
Investigasi ini diprakarsai oleh tiga komite yang dipimpin Partai Demokrat di tengah tuduhan bahwa pemecatan Linick oleh Trump adalah pembalasan atas tindakannya. Trump menilai pencopotan pejabat itu karena sudah tidak dipercaya lagi.
Terlepas dari aktivitas penjualan senjata ke Arab Saudi, Linick juga melaporkan Pompeo dan istrinya atas tuduhan telah memanfaatkan sekretariat negara untuk kepentingan pribadi, seperti mengambil binatu dan membawa anjing mereka.
Sebelumnya, The Daily Caller melaporkan bahwa Departemen Luar Negeri menuduh Linick melakukan dua pelanggaran. Mengutip dua surat yang diperoleh, salah satunya diduga dikirim ke Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman Michael Horowitz, media tersebut mengatakan bahwa departemen mencurigai Linick melanggar persyaratan cuti administratif dan rantai komando.
Menurut surat-surat yang diakui dari Departemen Luar Negeri, Linick meminta Wakil Inspektur Jenderal Keamanan Dalam Negeri Diana Shaw untuk mendapatkan salinan laporan dari Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan Glenn Fine, meskipun dilarang menghubungi inspektur jenderal lain di bawah syarat cuti administratifnya.
Laporan Glenn Fine terkait dengan dugaan kebocoran dokumen sensitif dari kantor Linick sendiri. Fine sendiri diminta untuk melakukan penyelidikan terbatas terhadap masalah tersebut karena adanya konflik kepentingan. Demikian menurut surat yang diperoleh The Daily Caller. Surat-surat itu selanjutnya menyatakan bahwa Linick tidak pernah menyerahkan laporan yang diperoleh kepada atasannya, meskipun sering diminta.
Sebaliknya, mantan Departemen Luar Negeri “membocorkannya” ke media, menurut The Daily Caller, mengutip dokumen yang diperoleh. Surat-surat itu menunjukkan bahwa CNN telah melaporkan bahwa kantor Linick dibebaskan dari tuduhan, mengutip sumber pada 28 Mei, meskipun laporan Fine tentang masalah itu sudah dibuka untuk umum pada 2 Juni setelah permintaan Kongres.
Surat-surat Departemen Luar Negeri yang diperoleh mengungkapkan bahwa hanya Linick yang memiliki akses ke laporan itu dan karenanya hanya dia yang dapat membocorkannya ke publik. [wip]