(IslamToday ID) – Kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China sudah berakhir. Hal itu diungkapkan oleh penasihat perdagangan AS Peter Navarro.
Salah satu alasan berakhirnya kesepakatan tersebut adalah karena ulah China yang tidak memberi peringatan tentang wabah virus corona (Covid-19) sejak awal. “Ini sudah berakhir,” kata Navarro kepada Fox News dalam sebuah wawancara ketika ditanya tentang perjanjian perdagangan Fase I, Senin (22/6/2020).
Ia menambahkan bahwa pembatalan perjanjian juga terjadi karena AS mengetahui tentang penyebaran virus corona, tak lama setelah delegasi China meninggalkan Washington saat perjanjian damai dilakukan Januari lalu.
“Pada saat itu, mereka telah mengirim ratusan ribu orang ke negara ini untuk menyebarkan virus itu, dan hanya beberapa menit setelah roda pesawat (terbang) mereka lepas landas (meninggalkan AS), kami baru mulai mendengar tentang pandemi ini,” jelas Navarro.
Hubungan AS-China memang telah memburuk sejak awal tahun, ketika wabah Covid-19 yang berasal dari Kota Wuhan di China ditemukan di AS.
Tuduhan China salah menanggapi wabah sejak awal juga telah dilayangkan oleh Presiden Donald Trump secara langsung. Bahkan Trump dan pemerintahannya telah melontarkannya berkali-kali.
Kamis pekan lalu, Trump yang pernah menyebut China tidak transparan tentang wabah Covid-19, memperbarui ancamannya. Presiden kontroversial itu mengatakan akan memutuskan hubungan dengan China, sebagaimana disampaikan oleh Reuters.
Ini disampaikan presiden ke-45 AS itu, sehari setelah Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer berbicara di Kongres AS. Lighthizer menilai China sejauh ini sudah memenuhi persyaratan dan perjanjian “Fase I” guna meredakan perselisihan keduanya.
Dalam cuitannya melalui akun @realDonaldTrump, mantan pengusaha itu menulis AS akan tetap mempertahankan opsi kebijakan “decoupling”. Atau pemisahan antara ekonomi negara yang dahulunya memiliki keterikatan yang kuat.
“Itu bukan kesalahan Duta Besar Lighthizer (kemarin di Komite) karena mungkin saya tidak menjelaskan,” ujarnya sebagaimana dikutip dari AFP.
“Tetapi AS tentu saja mempertahankan opsi kebijakan, dalam berbagai kondisi, decoupling lengkap dari China,” tegasnya.
Mei lalu, Trump bahkan mengaku tak tertarik lagi berbicara dengan Presiden Xi Jinping dan ingin memutus hubungan ekonomi kedua negara. Sejumlah UU juga tengah digodok untuk memindahkan manufaktur AS dari China dan mendepak perusahaan negeri China dari Wall Street.
Sementara itu, pernyataan Navarro langsung direspons oleh Trump karena menjadi ramai di dunia maya. Trump tiba-tiba mencuitkan bahwa perjanjian dagang antara AS dan China masih utuh. Menurutnya, kesepakatan AS-China masih terjadi dan tidak batal.
“Kesepakatan dagang China sepenuhnya utuh. Semoga mereka akan memenuhi ketentuan perjanjian!” tulisnya dalam akun Twitter pribadinya @realDonaldTrump, sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Selasa (26/2/2020). [wip]