(IslamToday ID) – Kelompok perlawanan Hamas menganggap rencana Israel untuk mencaplok wilayah Tepi Barat yang didudukinya atau aneksasi sebagai bentuk deklarasi perang terhadap rakyat Palestina.
Juru bicara Brigade Izzuddine Al-Qassam, sayap militer kelompok Hamas, Abu Ubaidah dalam sebuah pesan video berjanji bahwa mereka akan tetap menjadi penjaga setia dalam membela rakyat Palestina dan tanah serta tempat suci mereka. Demikian seperti dikutip di Anadolu Agency, Jumat (26/6/2020).
Wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordan telah memasuki kondisi tidak pasti jelang tanggal 1 Juli, tanggal yang diumumkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai tanggal untuk mendeklarasikan kedaulatan Israel di dua wilayah tersebut.
Netanyahu bulan lalu membuat pengumuman tersebut merunut pada apa yang disebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai “Kesepakatan Abad Ini”.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS itu, Israel akan mencaplok 30-40 persen wilayah Tepi Barat, termasuk semua daerah Yerusalem Timur.
Secara terpisah, juru bicara Hamas mengatakan mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Tel Aviv adalah salah satu prioritas utama mereka.
Israel bersikeras menolak pembebasan warga Palestina yang dituduh membunuh warga Israel.
Pada April 2016, Hamas mengumumkan bahwa mereka telah menangkap empat tentara Israel sambil menahan identitas mereka kecuali Oron Shaul, seorang tentara Israel yang hilang sejak konflik 2014 di Gaza.
Sebaliknya, Israel menahan sekitar 5.000 warga Palestina, termasuk 180 anak-anak dan 700 pasien. [wip]