IslamToday ID — Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tampak bergabung dengan ribuan jamaah lainnya untuk menunaikan shalat Jumat perdana di Masjid Hagia Sophia.
Bahkan Presiden Erdogan dan jajaran petinggi kabinetnya mengenakan masker berwarna putih dan duduk di atas karpet berwarna biru di dalam masjid.
Imam memulai ibadah shalat Jumat pada pukul 13.45 waktu setempat, setelah Erdogan membacakan ayat suci Al-Quran. Ribuan jamaah harus melewati pos pemeriksaan sebelum memasuki Hagia Sophia dan sejumlah polisi menjaga keamanan di sekitar Hagia Sophia dengan sangat ketat.
“Hari ini kami mengakhiri kerinduan selama 86 tahun. Terima kasih atas keputusan presiden dan pengadilan sehingga kita dapat mengadakan shalat Jumat di Hagia Sophia,” tutur seorang jamaah, Sait Colak.
Layar besar dan pengeras suara ditempatkan di halaman masjid untuk memfasilitasi ribuan jamaah yang melaksanakan shalat di luar bangunan Hagia Sophia. Di dalam masjid, Presiden Erdogan tampak mengabadikan peristiwa bersejarah ini dengan ponselnya.
“Allahuakbar!,” para jamaah menggemakan takbir di sekitar halaman Hagia Sophia, sebelum shalat Jumat dimulai. Bahkan ada sejumlah jamaah yang datang dari luar kota Istanbul telah berada di sekitar Hagia Sophia sejak Kamis (23/7) malam.
Sementara beberapa orang tampak memegang bendera Turki dan kebesaran Utsmani.
“Ini adalah sumber kebanggaan besar bagi kami, kegembiraan yang besar,” ujar salah satu jamaah, Latif Ozer.
Pengadilan Tinggi Turki membatalkan Dekrit Kabinet 1934, yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum. Langkah ini membuka jalan bagi Hagia Sophia agar digunakan kembali sebagai masjid setelah 85 tahun.
Dalam beberapa jam setelah putusan pengadilan tinggi Turki, Erdogan menandatangani dekrit yang menyerahkan Hagia Sophia kepada Departemen Urusan Agama Turki.
Hagia Sophia digunakan sebagai gereja selama berabad-abad di bawah pemerintahan Kekaisaran Bizantium. Kemudian bangunan itu berubah menjadi masjid setelah penaklukannya atas Istanbul pada tahun 1453 M. Pada 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum.
Selama 17 tahun pemerintahannya, Erdogan telah memperjuangkan Islam dan mendukung upaya untuk mengembalikan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Erdogan mengatakan, umat Islam harus dapat beribadah di Hagia Sophia lagi.
Erdogan merupakan pemimpin republik modern Turki pasca 2000an yang sebelumnya dibentuk oleh Mustafa Kemal Ataturk, seorang nasionalis sekuler garis keras.
Bahkan, Erdogan mencabut larangan berjilbab bagi perempuan Muslim di ruang publik. Selain itu, Erdogan juga mengedepankan pendidikan agama di Turki.
Perubahan status Hagia Sophia menuai kecaman keras dari para pemimpin gereja. Mereka mengatakan, perubahan tersebut berisiko memperdalam perpecahan agama.
Namun, Turki menegaskan bahwa Hagia Sophia tetap terbuka untuk semua kalangan dan agama, meski statusnya telah berubah.
Selain itu, Pemerintah Turki memastikan seluruh mosaik yang ada di dalam Hagia Sophia tetap dilindungi dan tidak akan diubah. Namun, ketika waktu shalat mosaik yang menghadap kiblat ditutup dengan kain.
Pemerintah Istanbul membatasi jumlah jamaah shalat Jumat di Hagia Sophia karena kekhawatiran penyebaran virus korona.
Gubernur Istanbul, Ali Yerlikaya mengatakan, pihak berwenang telah menghentikan orang-orang yang ingin memasuki area masjid Hagia Sophia. Melalui unggahannya di Twitter, Yerlikaya mengimbau kepada seluruh jamaah untuk bersabar karena Hagia Sophia akan terbuka untuk shalat hingga Sabtu (25/7).
Hagia Sophia (Ayasofya dalam bahasa Turki) pada awalnya dibangun sebagai basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Namun, fungsinya telah berubah beberapa kali sejak berabad-abad, menurut laman Historycom.
Hagia Sophia dibangun pada tahun 537-1435 M. Di zaman Kekaisaran Byzantium, bangunan yang terkenal akan arsitektur dan kubah besarnya itu merupakan sebuah gereja.
Kaisar Bizantium Constantius menugaskan pembangunan Hagia Sophia pertama pada tahun 360 M. Pada saat pembangunan gereja pertama, Istanbul dikenal sebagai Konstantinopel, mengambil namanya dari ayah Konstantius, Constantine I, penguasa pertama Kekaisaran Bizantium.
Kesultanan Ottoman (Utsmaniyah), dipimpin oleh Sultan Mehmed II (Muhammad Al Fatih), membebaskan Konstantinopel pada tahun 1453. Pemerintahan Utsmaani mengganti nama kota Konstantinopel menjadi Istanbul.
Dengan pembebasan Konstantinopel beralih ke Istanbul, Hagia Sophia dengan cepat menjadi ikon budaya, membawa warisan budaya hingga kini
Akan tetapi, pemerintah Turki di bawah kepemimpinan mendiang Presiden Mustafa Kemal yang beraliran nasionalis sekuler memutuskan menjadikan Hagia Sophia sebagai museum.
Upaya Turki untuk kembali memfungsikan Hagia Sophia menjadi masjid sebenarnya sudah dilakukan sejak 2005. Dua tahun lalu Mahkamah Konstitusional Turki sempat menolak usulan tersebut.
Majelis Negara Turki membatalkan keputusan kabinet 1934 soal status Hagia Sophia dan kembali menjadikan bangunan itu sebagai masjid pada 10 Juli lalu.[IZ]