(IslamToday ID) – Pesawat Su-30MKK Flanker milik China terbang rendah di Kepulauan Spratly di wilayah maritim Laut China Selatan. Pesawat yang penuh dengan muatan rudal itu terbang hingga 10 jam di atas laut yang disengketakan itu.
Pengamat militer menyatakan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China itu ingin menanggapi latihan angkatan laut Amerika Serikat (AS) dan sekutunya baru-baru ini di Laut China Selatan.
Pemerintah China mengklaim bentangan Laut China Selatan yang luas berdasarkan sembilan garis putus-putus. Padahal teritorial laut itu bersama dengan pulau-pulau yang ada juga telah diklaim sejumlah negara seperti Vietnam dan Filipina.
Untuk memperkuat klaimnya, China telah membangun landasan terbang di banyak pulau kecil di wilayah tersebut. Ini termasuk pulau-pulau buatan yang ada di atas terumbu karang.
Penguatan militer besar-besaran China di Laut China Selatan dikarenakan wilayah tersebut kaya akan hasil ikan dan cadangan minyak dan gas. Beijing baru-baru ini telah memesan uji bor untuk cadangan hidrokarbon bawah laut.
Tindakan Beijing itu muncul ketika Australia baru-baru ini mengajukan memorandum dengan PBB bahwa klaim China atas wilayah yang disengketakan adalah tanpa dasar hukum. Sikap Australia itu memancing kemarahan Beijing.
Menteri Luar Negeri Australia kemudian mendukung India yang menyebabkan China meradang dan meningkatkan eskalasi di wilayah tersebut.
Duta Besar China untuk India, Sun Weidong menanggapinya dengan menuduh Menteri Luar Negeri Australia, Barry O’Farrell telah mengabaikan fakta. “Sudah jelas siapa yang menjaga perdamaian dan stabilitas dan siapa yang menggoyahkan dan memprovokasi eskalasi di wilayah ini,” tulis Weidong di Twitter-nya seperti dikutip di Express, Rabu (5/8/2020).
Namun, O’Farrell menyarankan China untuk mengurungkan niatnya melakukan ekspansi teritorial ke Laut China Selatan dan tunduk pada pengadilan internasional tahun 2016 yang menolak klaim sembilan garis-garis versi Beijing.
Namun, China telah mengecam putusan pengadilan itu dan menyebutnya ilegal serta tidak memiliki kekuatan hukum.
AS telah berkomitmen untuk melakukan manuver angkatan laut di Laut China Selatan sebagai bentuk tekanan terhadap Beijing.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Selasa menuduh China melanggar norma-norma internasional di Laut China Selatan. AS telah berjanji untuk menegakkan aturan bebas navigasi di wilayah tersebut. [wip]