(IslamToday ID) – Israel membombardir Hamas yang berada di Jalur Gaza selama tiga hari berturut-turut. Serangan ini diklaim sebagai pembalasan atas ratusan kebakaran akibat balon peledak yang dikirimkan oleh Hamas.
Serangan ketiga Israel diluncurkan hanya beberapa jam setelah Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) setuju untuk menormalisasi hubungan dalam kesepakatan penting yang ditengahi Amerika Serikat (AS).
Tapi perjanjian itu ditolak keras oleh Palestina dan menyebutnya sebagai pengkhianatan atas perjuangan mereka, termasuk klaim mereka atas Yerusalem sebagai ibukota negara mereka di masa yang akan datang.
“Selama seminggu terakhir, balon peledak dan pembakaran telah diluncurkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel,” terang Tentara Pertahanan Israel (IDF) dalam siaran resminya, Jumat (14/8/2020).
IDF menyatakan, pada serangan pertama mereka tidak meluncurkan rudal, tetapi meninggalkan rudal itu di dalam kompleks sekolah yang di bawah perlindungan PBB. Tapi kejadian itu tidak memakan korban jiwa karena rudal tidak meledak.
Kemudian pada serangan yang kedua, IDF menyerang pos pertahanan udara, pos pengamatan, dan infrastruktur bawah tanah milik Hamas. Untuk menyerang properti Hamas, IDF meluncurkan jet tempur, helikopter serang, dan tank.
Israel yang merasa kesal karena peluncuran balon-balon yang menyebabkan kebakaran, membuatnya mengirim pesan ke Qatar bahwa Israel tidak akan mengizinkan bantuan bulanan berupa uang sejumlah 30 juta dolar AS ke Gaza jika mereka tidak menghentikan serangan balon pembakar.
Seorang analisis Palestina mengatakan bahwa serangan balon pembakar dari Gaza sebenarnya bertujuan untuk menekan Israel agar memberi lampu hijau. Sehingga Qatar dapat mentransfer bantuan keuangan itu.
Kelompok Hamas yang berada di jalur Gaza mengancam akan terus melakukan serangan jika masih ada penundaan bantuan uang dari Qatar. [wip]