(IslamToday ID) – Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe secara resmi mengundurkan diri setelah sebelumnya mengalami gangguan kesehatan yang terus memburuk.
Abe, yang memimpin Jepang selama delapan tahun berturut-turut, mengatakan dirinya mundur beberapa jam setelah memberi tahu koalisi yang berkuasa terkait dengan masalah kesehatannya.
Abe mengaku khawatir penyakitnya akan mempengaruhinya dalam pengambilan keputusan. “Saya tidak akan bisa membuat penilaian yang tepat karena sakit,” ungkapnya seperti dikutip di Russia Today dari kantor berita Kyodo, Jumat (28/8/2020).
Abe menderita penyakit kolitis ulserativa, penyakit kronis inflamasi, selama bertahun-tahun. Kondisinya mulai memburuk sekitar pertengahan bulan lalu, yang kemungkinan mendorongnya untuk mempertimbangkan mundur.
Selanjutnya, Abe meminta maaf kepada rekan senegaranya. Ia mengaku tidak ingin pengunduran dirinya menimbulkan masalah bagi politik dalam negeri Jepang. Dengan matanya yang semakin berkabut, ia mengatakan sekarang terserah Jepang untuk menilai warisannya.
Ia menyebutkan beberapa masalah kebijakan luar negeri, termasuk perjanjian damai dengan Rusia. Abe mengakui bahwa dirinya menyesal tidak dapat bernegosiasi dengan Moskow, dan pemerintahan baru nanti harus melanjutkan upayanya itu.
Ia mencatat bahwa pemerintahannya telah menciptakan 4 juta pekerjaan sambil menjaga perekonomian tetap berjalan.
Sementara itu, media lokal melaporkan bahwa Abe akan terus menjabat sebagai perdana menteri hingga pemimpin baru dipilih, sehingga tidak perlu menunjuk penjabat (Pj) perdana menteri. Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dilaporkan akan mengatur pemilihan kepemimpinan pada Kamis depan.
Abe (65) adalah perdana menteri terlama dalam sejarah Jepang yang menjabat sejak tahun 2012. Seorang politisi yang berkarier di Partai LDP, ia adalah cucu dari Nobusuke Kishi, yang merupakan perdana menteri Jepang dari tahun 1957 hingga 1960.
Pengunduran diri Abe dikabarkan akan memicu pemilu di Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk menggantikannya sebagai presiden partai, kemudian digelar voting di parlemen untuk memilih perdana menteri baru.
Abe dan kabinetnya akan terus menjalankan pemerintahan hingga perdana menteri baru terpilih, tapi tidak dapat menerapkan kebijakan baru. Pemenang pemilu internal partai memegang posisinya hingga akhir masa jabatan Abe di LDP pada September 2021.
Presiden LDP yang baru biasanya akan menjadi PM Jepang, karena partai itu memiliki kursi mayoritas di majelis rendah parlemen. Biasanya, partai akan mengumumkan pemilu internal partai sebulan ke depan.
10 Calon Pengganti Abe
Jika terjadi pengunduran diri tiba-tiba seperti sekarang, voting luar biasa harus dilakukan sesegera mungkin dengan jumlah peserta dipersempit untuk anggota parlemen dan perwakilan lokal partai.
Sejumlah nama pun muncul untuk menggantikan posisi Abe, yakni pertama Taro Aso (79), Menteri Keuangan yang memegang posisi ganda sebagai Deputi PM dan anggota inti pemerintahan Abe. Anggota parlemen LDP dapat memilih Aso sebagai pemimpin sementara saat Abe mundur.
Kedua, Shigeru Ishiba, mantan Menteri Pertahanan dan pengkritik Abe. Ishiba (63) secara rutin unggul dalam berbagai survei sebagai calon PM selanjutnya, tapi dia kurang populer di kalangan anggota parlemen LDP.
Fumio Kishida menjadi nama ketiga yang muncul. Ia pernah menjadi Menteri Luar Negeri di era Abe pada 2012 hingga 2017. Anggota parlemen dari Hiroshima itu banyak disebut sebagai calon pengganti Abe, tapi suara dalam survei tak banyak mendukungnya.
Keempat, Taro Kono (56), Menteri Pertahanan yang menjadi ujung tombak kebijakan Abe, termasuk dalam konflik dengan Korea Selatan (Korsel) terkait isu sejarah perang.
Yoshihide Suga muncul sebagai nama kuat kelima. Suga (71) adalah salah satu aliansi dan pendukung setia Abe sejak 2006 dan 2007. Ia turut mendorong Abe maju lagi pada pemilu 2012.
Keenam, Shinjiro Koizumi (39), Menteri Lingkungan dan putra mantan PM Junichiro Koizumi yang disebut sebagai calon PM masa depan. Namun banyak pihak menganggapnya masih terlalu muda.
Ketujuh, Toshimitsu Motegi (64) yang saat ini menjabat Menlu dan pernah jadi Menteri Ekonomi. Ia yang menghadapi Perwakilan Dagang Amerika Serikat Robert Lighthizer dalam negosiasi sengit.
Karsunobu Kato (64), muncul sebagai sosok kedelapan yang disebut dapat menggantikan Abe. Namanya menguat pada awal pandemi virus corona di Jepang.
Kesembilan, Yasutoshi Nishimura, mantan Menteri Perdagangan yang kini populer dalam kebijakan penanganan virus corona.
Kesepuluh, Seiko Noda (59) yang memang berambisi menjadi PM wanita pertama di Jepang. Pengkritik Abe itu merupakan mantan Menteri Dalam Negeri yang pernah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Wanita. [wip]