(IslamToday ID) – Grand Syaikh Al Azhar Islamic Center Mesir, Syaikh Ahmed el-Tayyeb mengecam tindakan penistaan agama berupa pembakaran kitab suci Alquran yang terjadi di Swedia dan Norwegia.
Salinan Alquran dibakar kelompok anti-Islam di Malmo, sedangkan di Oslo massa anti-Islam merobek dan meludahi salinan kitab suci tersebut.
Dua aksi penistaan kitab suci umat Islam di kedua negara itu berlangsung akhir pekan lalu. Ulah kelompok anti-Islam itu memicu kemarahan umat muslim setempat hingga terjadi kerusuhan.
Dalam pesan yang diposting di Facebook, seperti dikutip di al-Alam TV, Syaikh Ahmed el-Tayyeb menggambarkan pembakaran Alquran sebagai tindakan terorisme.
“Ini adalah langkah rasisme dan kejahatan rasial yang ditentang oleh semua peradaban manusia,” katanya seperti dikutip di International Quran News Agency (IQNA), Rabu (2/9/2020).
“Mereka yang melakukan kejahatan ini harus menyadari bahwa mereka menyakiti perasaan lebih dari 1 miliar muslim,” ujarnya.
Negara-negara muslim mengutuk keras insiden di Swedia dan Norwegia tersebut. Pembakaran salinan Alquran di Malmo dilakukan oleh kelompok ekstrimis sayap kanan pada hari Jumat.
Sehari kemudian, pada protes anti-Islam di Oslo, Norwegia, yang diadakan oleh kelompok sayap kanan Stop the Islamization of Norway (SION), seorang pengunjuk rasa merobek halaman-halaman Alquran dan meludahinya.
Sementara itu, Departemen Studi Islam Al Azhar Islamic Center Mesir meluncurkan kampanye melawan Islamofobia.
“Islam that They Do Not Know (Islam yang Mereka Tidak Tahu)” adalah judul kampanye tersebut, yang diluncurkan di Twitter dan Facebook menyusul tindakan penistaan Alquran di dua negara Eropa.
Pejabat Al Azhar, Nazir Ayad mengatakan langkah itu bertujuan untuk mengoreksi citra yang salah yang ada dalam pikiran beberapa orang tentang Islam.
“Citra yang salah seperti itu telah menyebabkan penghinaan dan penodaan terhadap kesucian Islam dan memicu rasisme dan ekstremisme,” kata Nazir. [wip]