(IslamToday ID) – Situasi di Laut Mediterania Timur semakin memanas dan kompleks. Terlibatnya berbagai negara dalam konflik Turki dan Yunani membuat ketegangan cenderung meningkat.
Salah satunya ketika Perancis membela Yunani dengan ikut campur tangan menyerang Turki. Pekan lalu, Presiden Emmanuel Macron mengatakan Perancis tidak akan menerima “garis merah” yang dibuat Turki di Siprus dengan membandingkannya dengan konflik di Suriah.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Petahanan Turki Hulusi Akar menyebut Perancis bertindak sebagai “Mafiosi” atau mafia. “Ada beberapa ‘mafiosi’ di sini yang tindakannya sulit dipahami, misalnya Perancis. Anda bukan negara penjamin, tidak ada perjanjian antara Anda dengan negara kawasan, Anda bahkan bukan perwakilan Uni Eropa. Jadi, hak apa yang Anda miliki untuk ikut campur di sini?” tanya Akar seperti dikutip di Sputniknews.
Pernyataan Akar muncul selama melakukan inspeksi pasukan di Pusat Operasi Udara Gabungan Turki pada hari Kamis (3/9/2020). “Jika Anda ingin menunjukkan kepahlawanan sendiri, perhatikan bahwa masa gangster dan mafiosi telah berlalu. Kami tidak berusaha untuk meningkatkan ketegangan, tetapi hanya melindungi kepentingan dan hak kami, serta tidak ada yang dapat mengganggu kami,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Akar menegaskan, Turki tidak akan menerima mereka yang datang dari jarak ribuan kilometer dan mencoba untuk menggertak, mengklaim hak, dan memainkan peran sebagai malaikat pelindung.
“Bahkan jika Anda mempersatukan seluruh dunia, Anda tidak akan pernah bisa mengatakannya, kami bahwa dua kali dua adalah lima,” tekannya meyakini bahwa Siprus merupakan wilayah kedaulatan Turki.
Selama kunjungan inspeksi tersebut, Akar mengenakan setelan penerbangan dan melakukan penerbangan melalui Laut Aegean dengan F-16 milik Angkatan Udara Turki untuk unjuk kekuatan ke Yunani. [wip]