(IslamToday ID) – Empat kapal terdampar di lepas pantai timur dan selatan Siprus dalam dua hari terakhir dengan membawa 123 migran asal Lebanon dan Suriah.
Kaum muda Lebanon yang melarikan diri dari negaranya dengan perahu kecil ke Siprus itu menambah daftar panjang krisis pengungsi di Mediterania Timur.
Beberapa dari mereka telah diizinkan masuk ke Siprus, tetapi sedikitnya 20 migran masih terombang-ambing di tengah lautan di ujung tenggara dengan kapal mesin yang rusak. Tiga wanita dan sembilan anak-anak sebelumnya diturunkan dari kapal dan dibawa ke rumah sakit Siprus sebagai tindakan pertolongan pertama.
Lebih dari 30 orang di kapal yang dicegat polisi pada hari Sabtu (5/9/2020) sekitar 20 km di lepas pantai selatan telah menaiki kapal lain yang disewa otoritas Siprus untuk membawa mereka kembali ke Lebanon. Siprus dan Lebanon memiliki kesepakatan untuk menghentikan kapal migran yang mencapai pulau itu.
Lebih dari 50 migran dari Lebanon dibawa ke pusat penerimaan pada hari Sabtu setelah perahu mereka mencapai pantai berbatu di sepanjang garis pantai timur pulau itu di dalam zona penyangga terkendali PBB yang memisahkan bagian utama Siprus dari Siprus Turki yang memisahkan diri dari utara Siprus.
Penjaga perdamaian PBB memindahkan 35 pria, lima wanita, dan 11 anak-anak ke tahanan Siprus. Pengadilan pada hari Minggu memerintahkan bahwa empat pria daru mereka tetap ditahan karena dicurigai sebagai awak kapal.
20 Migran Suriah lainnya dibawa ke pusat penerimaan setelah dijemput pada hari Minggu pagi di dekat zona penyangga 15 km barat ibukota, Nicosia.
Menteri Dalam Negeri Siprus Nicos Nouris mengatakan akan ada pertemuan mendesak pada hari Senin (7/9/2020) untuk menindaklanjuti situasi yang terjadi. Pusat penerimaan migran di pulau itu khawatir akan kepatuhan terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Lebanon menampung 1 juta pengungsi Suriah dan 250.000 pengungsi Palestina. Penyelundupan manusia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama menargetkan anak muda Lebanon yang kecewa oleh ekonomi yang runtuh.
Menurut Mohammad Al-Sarji, Kepala Persatuan Penyelam Profesional Lebanon, bulan September, Oktober, dan November adalah waktu yang ramai untuk melarikan diri dari Lebanon dengan perahu karena laut dalam kondisi tenang.
“Penyelundup di Lebanon adalah pelaut yang memiliki pengetahuan yang luas tentang laut. Mereka membeli perahu bekas, memperbarui, dan menggunakannya untuk penyelundupan. Kalau tenggelam, kerugiannya tidak besar, tapi pengungsi membayar penyelundup dalam jumlah besar,” katanya seperti dikutip di Arabnews.
Titik terdekat ke Siprus adalah pantai yang membentang dari Tripoli ke Akkar di Lebanon utara, hanya 90 km jaraknya, dan itu tidak dipantau karena bobroknya kondisi negara. [wip]