(IslamToday ID) – Peningkatan investasi asing ke pasar China dapat meningkatkan penggunaan mata uang yuan dan mendorongnya menjadi cadangan mata uang terbesar ketiga di dunia, setelah dolar Amerika Serikat (AS) dan euro.
Demikian hasil dari analisis Morgan Stanley dalam sebuah laporan yang ditayangkan pada hari Jumat (4/9/2020) pekan lalu.
Mengutip CNBC, Senin (7/9/2020), perkiraan mata uang yuan menjadi cadangan terbesar itu muncul ketika pemerintah China mencoba selama bertahun-tahun mempromosikan penggunaan yuan atau yang dikenal sebagai renminbi (RMB).
Saat ini yuan menyumbang sekitar 2 persen dari aset cadangan devisa dunia. Angka tersebut bisa naik menjadi 5 persen dan 10 persen pada tahun 2030. Jika benar terjadi, maka akan melampaui level yen Jepang dan pound Inggris. Kata para analis, perkiraan itu mengulangi prediksi yang dibuat pada Februari 2019.
Setelah 18 bulan lalu, pemerintah China telah meningkatkan upayanya untuk memungkinkan lembaga keuangan asing masuk ke pasar domestik. Investor luar negeri juga semakin beralih ke pasar China karena potensi keuntungannya relatif lebih tinggi daripada wilayah lain.
Morgan Stanley memprediksi arus masuk portofolio investasi akan menjadi lebih penting daripada investasi langsung dalam dekade berikutnya, di mana dengan arus masuk kumulatif sekitar 3 triliun dolar AS.
“Kami memperkirakan manajer swasta dan cadangan akan menghasilkan lebih dari 150 miliar dolar AS total arus masuk portofolio ke China pada 2020, untuk tahun ketiga berturut-turut, menyoroti transformasi yang sedang berlangsung arus masuk tahunan harus mencapai 200-300 miliar dolar AS pada 2010-2030,” tulis laporan itu.
Dengan investasi ini, lebih banyak aset global akan disimpan dalam yuan. Pemerintah China secara internasional memegang erat penggunaan mata uang yuan, termasuk mencegah sejumlah modal besar meninggalkan negara itu.
Pada 2015, IMF melakukan langkah politik signifikan dengan menambahkan yuan dalam daftar mata uang cadangan utama yang dikenal sebagai keranjang hak penarikan khusus. Yuan ditambahkan ke keranjang IMF pada Oktober 2016. Morgan Stanley memperkirakan yuan menguat menjadi 6,6 yuan terhadap dolar AS pada akhir 2021.
“Target 5 persen hingga 10 persen bukan tidak realistis mengingat pembukaan pasar keuangan China, integrasi pasar modal lintas batas yang berkembang yang kami lihat di seluruh ekuitas dan pendapatan tetap, serta peningkatan proporsi transaksi lintas batas China yang berdenominasi RMB (renminbi),” kata ahli strategi Morgan Stanley, James Lord dalam laporannya.
“Semua ini menunjukkan bank sentral global perlu menahan lebih banyak EMB sebagai bagian dari cadangan mereka,” tambahnya. [wip]