(IslamToday ID) – Jaksa Venezuela mendakwa seorang mata-mata Amerika Serikat (AS) karena melakukan rencana terorisme untuk menyabotase kilang minyak dan listrik.
Ia diduga memiliki hubungan dengan CIA dan mendapat bantuan dari tiga konspirator Venezuela yang ditangkap bersamanya pada pekan lalu di dekat kilang minyak di pantai utara Karibia.
Jaksa Penuntut Venezuela, Tarek William Saab mengatakan mata-mata AS itu diketahui bernama Matthew John Heath. Pelaku didakwa dengan tindakan terorisme, perdagangan senjata ilegal, dan konspirasi.
Dalam telepon seluler milik Heath dan pelaku lainnya ditemukan foto-foto yang dicurigai menjadi sasaran teror, termasuk jembatan besar di negara bagian Zulia, serta instalasi militer dan kilang minyak di negara bagian Falcon.
Jaksa menunjukkan gambar peralatan yang diduga disita dari terdakwa yang terdiri dari peluncur granat, bahan peledak plastik, telepon satelit, dan sekantong mata uang dolar AS.
“Semua yang ada di sini bisa dikualifikasikan sebagai senjata mematikan yang dirancang untuk menyebabkan kerusakan dan untuk mempromosikan pembunuhan, kejahatan terhadap rakyat Venezuela,” kata Saab, yang juga menuduh pria itu berencana membuka jalur perdagangan narkoba melalui Venezuela.
Penangkapan terjadi ketika Venezuela telah dilanda krisis bahan bakar yang memicu antrean sepanjang 1 mil di stasiun pengisian bahan bakar. Selain itu, Venezuela berjuang untuk menyediakan suplai listrik bagi warganya, terutama di negara bagian Zulia.
Heath dituding telah menargetkan kilang Amuay dan Cardon, yang menjadi bagian dari kompleks Pengilangan Paraguana yang terbesar di Pantai Karibia Utara. Kedua kilang itu telah berhenti memproduksi bensin dan Venezuela bergantung pada pengiriman bahan bakar dari Iran.
Jaksa penuntut mengatakan, Heath telah memasuki Venezuela secara ilegal dan tidak memiliki paspor. Sementara, tiga warga negara Venezuela yang terlibat, salah satunya adalah seorang perwira militer. Selain itu, ada empat warga negara Venezuela lainnya yang ditangkap karena diduga membantu Heath masuk ke Venezuela dari Kolombia.
Saab mengatakan, Heath bekerja di Irak sebagai spesialis komunikasi dari 2006-2016 di sebuah perusahaan kontraktor keamanan swasta bernama MVM Inc yang berbasis di Virginia. MVM memberikan pernyataan kepada AP yang mengatakan bahwa Heath saat ini bukan karyawan atau kontraktor di perusahaannya tersebut.
Korps Marinir AS memiliki catatan tentang seorang pria dengan nama yang sama dan bertugas dari 1999 hingga 2003. Tetapi mereka tidak dapat memastikan bahwa ini adalah orang yang sama yang ditahan di Venezuela. Catatan militer menunjukkan Marinir itu adalah seorang spesialis dalam komunikasi.
Penangkapan itu menyusul serangan di sebuah pantai pada Mei yang menyebabkan dua mantan tentara Baret Hijau dijebloskan di penjara Venezuela. Mereka dipenjara karena diduga berpartisipasi dalam menggulingkan pemerintah.
Dua mantan tentara pasukan khusus AS ditangkap bersama dengan lebih dari 80 pemberontak Venezuela yang melancarkan serangan dalam Operasi Gideon. Operasi itu bertujuan untuk menangkap Presiden Nicolas Maduro, tetapi gagal. [wip]