(IslamToday ID) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Kanselir Jerman, Angela Merkel menggelar pertemuan via konferensi video untuk membahas konflik di Mediterania Timur, Rabu (16/9/2020) waktu setempat.
Menurut pernyataan dari Direktorat Komunikasi Turki, kedua pemimpin tersebut juga membahas hubungan bilateral dan isu regional lainnya.
Mengutip Anadolu Agency, Kamis (17/9/2020), dalam pertemuan tersebut, Erdogan mengatakan kepada Merkel bahwa negara-negara Eropa harus adil dan konsisten dalam masalah Mediterania Timur.
Erdogan menekankan perselisihan dapat diselesaikan melalui negosiasi selama ada pendekatan yang adil untuk permasalahan di Mediterania Timur. Ia juga menekankan bahwa Turki akan terus aktif mempertahankan hak-haknya sendiri.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Menteri Pertahanan Turki Hulus Akar, Kepala Badan Intelijen Turki Hakan Fidan, Kepala Direktorat Komunikasi Turki Fahrettin Altun, Juru Bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin, dan Kepala Kabinet Hasan Dogan juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Ketegangan di kawasan itu telah tinggi sejak Turki melanjutkan eksplorasi energi di Mediterania Timur bulan lalu, setelah Yunani dan Mesir menandatangani kesepakatan pembatasan maritim yang kontroversial, menolak isyarat niat baik Ankara untuk menghentikan pencarian sebelumnya.
Meski mendapat tentangan dari Yunani dan beberapa negara lain, Turki telah berulang kali memperluas eksplorasi energi kapal penelitiannya Oruc Reis di suatu daerah di dalam landas kontinen Turki.
Turki secara konsisten menentang upaya Yunani untuk mendeklarasikan zona ekonomi eksklusif (ZEE) yang berbasis di pulau-pulau kecil di dekat pantai Turki, melanggar kepentingan Turki, negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania.
Ankara juga menekankan sumber daya energi di dekat pulau Siprus harus dibagi secara adil antara Republik Turki Siprus Utara dan pemerintahan Siprus Yunani.
Untuk mengurangi ketegangan, Turki menyerukan dialog guna memastikan pembagian sumber daya yang adil.
Uni Eropa juga menyerukan negosiasi antara kedua pihak. Para pemimpin Uni Eropa akan membahas konflik serta hubungan blok itu dengan Turki selama KTT luar biasa mereka di Brussel pada 24-25 September. [wip]