(IslamToday ID) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Iran. Langkah tersebut secara efektif akan menutup Teheran dari sistem keuangan global.
Departemen Keuangan AS menyatakan telah memasukkan 18 bank besar Iran ke dalam daftar hitam. Sebanyak 16 bank dibidik karena beroperasi di sektor keuangan Iran. Satu bank menjadi target karena dikendalikan oleh bank Iran lainnya yang terlebih dulu dijatuhi sanksi. Sementara, satu bank sisanya terafiliasi dengan militer Iran.
Departemen Keuangan AS mengatakan telah mengidentifikasi sektor keuangan ekonomi Iran sebagai jalan tambahan yang mendanai kegiatan jahat pemerintah Iran. “Tindakan hari ini akan terus memungkinkan transaksi kemanusiaan untuk mendukung rakyat Iran,” kata Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin dalam pengumumannya yang dirilis Kamis (8/10/2020) seperti dikutip di Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menolak klaim Mnuchin bahwa transaksi kemanusiaan tidak akan terpengaruh oleh putaran sanksi terbaru. Ia mengatakan di tengah pandemi Covid-19, AS ingin menghancurkan saluran negaranya yang tersisa untuk membayar makanan dan obat-obatan.
Zarif menegaskan negaranya akan selamat. “Tapi berkonspirasi untuk membuat penduduk kelaparan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Pelaku dan pendukung, yang memblokir uang kita, akan menghadapi keadilan,” katanya melalui akun Twitter.
Para kritikus sudah cukup lama berpendapat bahwa sanksi AS telah menghalangi aliran bahan pokok penting, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Iran. Hal tersebut cukup mencekik kehidupan masyarakat di sana.
Saat ini Iran merupakan negara yang paling parah terdampak pandemi Covid-19 di Timur Tengah. Menurut data John Hopkins University, Iran telah mencatatkan lebih dari 488.000 kasus dengan korban meninggal melampaui 27.000 jiwa.
Para pejabat PBB telah menyerukan agar sanksi terhadap Iran ditangguhkan selama pandemi Covid-19. Namun hal itu tak digubris pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Sejak menarik dari kesepakatan nuklir pada 2018, kampanye “tekanan maksimum” terus dijalankan Washington terhadap Teheran. [wip]