(IslamToday ID) – Kekuatan Eropa yang terdiri dari Jerman, Perancis, Inggris, Italia, dan Spanyol mengecam keputusan Israel yang menyetujui ribuan permukiman baru di wilayah Palestina. Eropa menganggap langkah Israel itu kontraproduktif karena merusak upaya perdamaian regional.
“Ekspansi permukiman melanggar hukum internasional dan kian merusak kemungkinan solusi dua negara untuk membawa perdamaian jangka panjang di konflik Israel-Palestina,” ungkap pernyataan bersama dari Menteri Luar Negeri (Menlu) lima negara Eropa itu.
“Saat kami menekankan secara langsung dengan pemerintah Israel, langkah ini semakin merusak upaya membangun lagi kepercayaan antara berbagai pihak dengan pandangan untuk mengembalikan dialog,” tambah pernyataan mereka seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (17/10/2020).
Pekan ini, Israel menyetujui konstruksi lebih dari 3.000 rumah baru di Tepi Barat, mengakhiri delapan bulan penghentian ekspansi permukiman.
Sesuai hukum internasional, permukiman itu ilegal. Para pejabat Palestina dan komunitas internasional menganggap permukiman itu sebagai penghalang utama solusi damai dua negara.
Persetujuan terbaru menambah jumlah rumah permukiman baru tahun ini menjadi lebih dari 12.150 unit. “Persetujuan itu menjadikan 2020 sebagai tahun rekor tertinggi dalam jumlah unit rencana permukiman yang didorong sejak Peace Now mulai mencatat pada 2012,” ungkap pernyataan grup pemantau Peace Now.
Para Menlu Eropa menyatakan langkah mendorong lebih banyak permukiman adalah tindakan kontraproduktif dalam perkembangan positif kesepakatan normalisasi yang tercapai antara Israel, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain.
UEA dan Bahrain pada pertengahan September mengakhiri permusuhan dengan Israel dengan menandatangani kesepakatan normalisasi yang dimediasi Amerika Serikat (AS).
Menlu AS Mike Pompeo juga mendesak Arab Saudi mengakui Israel yang akan menjadi pendorong strategis bagi negara itu.
Namun Saudi menyatakan fokus harus tetap pada perundingan damai Palestina-Israel, sebelum ada kesepakatan resmi apapun antara Israel dan Saudi.
Palestina menganggap kesepakatan itu sebagai pengkhianatan. Palestina menyatakan Israel memanfaatkan perbaikan hubungan dengan Teluk dan dukungan buta dari pemerintahan Presiden Donald Trump. [wip]