(IslamToday ID) – Sekitar 2.000 pejuang dari Timur Tengah telah bergabung dalam pertempuran antara Armenia dengan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
“Kami pasti khawatir tentang internasionalisasi konflik Nagorno-Karabakh dan keterlibatan militan dari Timur Tengah,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov saat wawancara dengan harian bisnis Rusia Kommersant seperti dikutip dari AP, Rabu (4/11/2020).
Lavrov muncul ketika pihak-pihak yang bertikai saling menuduh atas serangan baru di wilayah tersebut.
“Kami telah berulang kali meminta pejuang asing untuk menggunakan potensi mereka untuk menghentikan transfer militan, yang jumlahnya di zona konflik mendekati 2.000,” ungkapnya.
Lavrov mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengangkat masalah ini dalam pembicaraan telepon pekan lalu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan, tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang di sana berakhir pada tahun 1994.
Permusuhan baru antara Armenia dan Azerbaijan dimulai 27 September dan telah menyebabkan ratusan orang tewas. Ini menandai eskalasi terburuk pertempuran sejak akhir perang 1994.
Azerbaijan mengandalkan dukungan kuat dari sekutunya Turki, yang telah melatih militer Azerbaijan dan menyediakan drone serang dan sistem roket jarak jauh.
Pejabat Armenia menuduh Turki terlibat langsung dalam konflik tersebut dan mengirim tentara bayaran dari Suriah untuk berperang di pihak Azerbaijan.
Turki membantah telah mengerahkan kombatan ke wilayah tersebut. Tetapi pemantau perang Suriah dan aktivis oposisi yang berbasis di Suriah telah mengkonfirmasi bahwa Turki telah mengirim ratusan pejuang oposisi Suriah untuk bertempur di Nagorno-Karabakh.
Pertempuran sengit yang melibatkan artileri berat, roket, dan drone telah berkecamuk meskipun dunia internasional berulang kali berusaha untuk mengakhiri permusuhan.
Gencatan senjata yang ditengahi AS pecah segera setelah diberlakukan pekan lalu, seperti dua gencatan senjata sebelumnya yang dinegosiasikan oleh Rusia, dan janji terbaru oleh Armenia dan Azerbaijan untuk tidak menargetkan daerah permukiman dilanggar beberapa jam setelah dibuat pada hari Jumat. [wip]