ISLAMTODAY ID — Dilaporkan bahwa lebih dari setengah dari kandidat Muslim-Amerika yang mencalonkan diri untuk meraih jabatan publik memenangkan kontestasi politik dalam Pemilu Amerika Serikat (AS).
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Jetpac, dan MPower Change mengatakan dari 110 Muslim-Amerika yang mencalonkan diri untuk berbagai posisi, 57 di antaranya diproyeksikan muncul sebagai pemenang dalam pemilihan umum 3 November.
Para individu mencalonkan diri di 24 negara bagian dan Washington DC.
Dari 57 pemenang, tujuh di antaranya mencatat sejarah sebagai Muslim pertama yang terpilih untuk menduduki jabatan negara bagian masing-masing.
“Meningkatkan representasi politik kami adalah bagian penting untuk mengalahkan Islamofobia di AS dan di seluruh dunia. Kini kami bisa memasukkan perspektif kami dalam narasi tentang perawatan kesehatan, ekonomi, sistem hukum kriminal, dan setiap masalah lainnya yang akan berdampak pada kehidupan Amerika,” jelas Direktur Eksekutif Jetpac Mohammed Missouri, dilansir dari Anadolu Agency.
CAIR, Jetpac, dan MPower mengatakan mereka akanmendistribusikan daftar lengkap kandidat pemilihan umum setelah hasil pemilu diresmikan.
Muslim Berpengaruh Dalam Pemilu AS
Muslim AS ternyata juga memiliki suara besar menurut advokasi sipil muslim paling terkemuka di AS, Council on American-Islamic Relations (CAIR).
Organisasi ini menyatakan bahwa sekitar 1 juta muslim AS telah memberikan suaranya dengan 69 persen memilih kandidat Demokrat, Joe Biden. Kemudian 17 persen lainnya memilih Donald Trump.
“Jumlah komunitas muslim yang signifikan sangat berpengaruh pada hasil Pilpres di AS. Bahkan ini juga diakui secara nasional oleh para kandidat dan media,” kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR, Nihad Awad seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (6/11/2020).
Biden telah membidik suara muslim selama kampanyenya dan berjanji untuk menentang keras kejahatan rasial anti-muslim, serta melindungi hak konstitusional mereka.
Sedangkan Trump pada tahun 2020 telah mengurangi retorika anti-muslimnya, padahal tahun 2016 banyak muslim di AS memiliki kenangan pahit dengan kebijakannya.
Para akademisi telah mencatat peningkatan kejahatan rasial setiap kali Trump men-tweet atau menegaskan retorika anti-muslim.
Umat muslim bukan hanya peserta pasif dalam pemilu AS, tetapi juga memiliki perwakilan di Kongres. Pada hari Selasa malam, tiga muslim anggota DPR dipilih kembali di daerah pemilihan mereka.
Mereka adalah Ilhan Omar di distrik kongres kelima Minnesota, Rachida Tlaib di distrik ke 13 Michigan, dan Andre Carson di distrik ketujuh Indiana. Ketiganya berasal dari Partai Demokrat.
Tlaib dan Omar adalah anggota terkemuka Skuad, bersama dengan anggota kongres wanita Alexandria Ocasio-Cortez dan Ayanna Pressley. Kelompok ini membedakan diri mereka di antara sesama Demokrat karena platform progresif dan sikap agresif mereka terhadap kebijakan Trump.
Trump kerap menargetkan Squad dan kritikus non-kulit putih lainnya dalam serangan yang bermuatan rasial.
Di Oklahoma, Mauree Turner menjadi anggota parlemen muslim pertama yang terpilih menjadi anggota badan legislatif negara bagian, sementara Madinah Wilson-Anton, berbagi penghargaan yang sama di Delaware.
Di Wisconsin, Samba Baldeh terpilih menjadi anggota legislatif negara bagian, sedangkan di Florida Christopher Benjamin terpilih menjadi anggota parlemen negara bagian. Semuanya adalah anggota Partai Demokrat.
Menurut Pew Research, terdapat 3,45 juta muslim di seluruh AS, yang jumlahnya hanya di bawah 1 persen dari populasi. Sebagian besar terkonsentrasi di negara bagian seperti New York, Michigan, Illinois, dan California.[IZ]