ISLAMTODAY ID — Organisasi Islam Malaysia, MAPIM mengecam keras pertemuan rahasia Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo.
Presiden Majelis Syura Ormas-ormas Islam Malaysia (MAPIM), Mohd Azmi Abdul Hamid menuntut para pemimpin Arab Saudi dan sejumlah negara Arab agar menghentikan kesepakatan dengan Israel dan menolak pengakuan apapun atas Israel.
“Menuntut Pemerintah Saudi menahan diri dari melakukan tindakan mendukung kekuatan asing yang akan merusak perjuangan bangsa Palestina,” pungkas Mohd Azmi dalam keterangan persnya, Kamis (26/11), dilansir dari Anadolu.
Mohd Azmi mengutip laporan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA) pada 2017, dimana menegaskan bahwa Israel merupakan negara Apartheid yang telah melakukan tindakan tidak manusiawi.
Presiden MAPIM ini mengatakan Israel sejak awal berencana memusnahkan Palestina. Bahkan, AS memberikan dukungan penuh kepada Israel untuk tujuan tersebut.
“Kami bingung dengan gagasan perdamaian dengan Israel yang kini coba dilakukan oleh pemerintah Saudi melalui AS,” jelas Mohd Azmi.
Oleh karena itu, Mohd Azmi mendesak para pemimpin Arab kembali berkomitmen mendukung perjuangan bangsa Palestina.
“Kami juga menuntut pemerintah Saudi dan negara-negara Arab mendukung gerakan boikot terhadap Israel serta mencegah campur tangan pasukan asing untuk melakukan intervensi di Palestina,” tegas Mohd Azmi.
Senin (23/11) lalu, Media Israel mengungkapkan terjasinya pertemuan tripartit antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman, dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Neom, Arab Saudi.
Surat kabar Israel “Haaretz” dan “Walla” mengatakan pertemuan itu diadakan secara rahasia di Neom, Arab Saudi, Ahad (22/11).
Kepala Badan Intelijen Israel “Mossad” Yossi Cohen disebut hadir mendampingi PM Netanyahu dalam pertemuan tersebut.
Kantor Perdana Menteri Israel tidak menyangkal berita tersebut. Bahkan, Menteri Pendidikan Israel Yoav Gallant membenarkan adanya pertemuan tersebut, dilansir dari Reuters.
“Fakta pertemuan itu terjadi, diumumkan ke publik, meskipun “setengah resmi”, ini masalah yang sangat penting,” kata Yoav Gallat.[IZ]