ISLAMTODAY ID — Majelis Syura Ormas-ormas Islam Malaysia (MAPIM) menyatakan sikapnya yang menyambut baik diakhirinya blokade terhadap Qatar dalam Konferensi Tingkat Tinggi Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang digelar di Provinsi Al-Ula, Arab Saudi.
Walaupun dampak regional tetap akan bertahan lama dan tidak akan hilang dengan penandatanganan deklarasi.
Presiden MAPIM Mohd Azmi Abdul Hamid mengatakan pencabutan blokade Qatar setelah lebih dari tiga tahun itu tak berarti mengakhiri keretakan di wilayah Teluk atau sesuai dengan rekonsiliasi bilateral antara Arab Saudi dan negara ber-ibukota Doha tersebut.
“Pernyataan permusuhan yang mengarah pada blokade telah tertanam kuat di antara orang-orang antara negara-negara ini dan Qatar mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih,” ujar Mohd Azmi Abdul Hamid, dalam keterangan persnya, Ahad (10/1).
Krisis politik Teluk Arab terutama blokade terhadap Qatar berdampak panjang dan perlu waktu lama untuk pulih, demikian menurut Mohd Azmi Abdul Hamid.
Untuk diketahui, konflik masalah regional antara Qatar dan sejumlah negara Teluk Arab, terutama UEA, telah lama mendahului blokade tahun 2017.
Mohd Azmi Abdul Hamid berpendapat bahwa Saudi dan tiga negara Arab lain yang turut serta dalam blokade Qatar membatalkan kebijakan mereka untuk tunduk pada AS dan agenda zionis Israel
“Mereka tidak bisa membiarkan diri mereka menjadi alat AS dan zionis untuk memutuskan hubungan,” pungkas Presiden MAPIM itu, dilansir dari Anadolu.
Terlebih blokade tidak terbatas hanya perselisihan politik antar-elite, melainkan mengganggu ranah sosial kehidupan masyarakat antar negara.
Menurutnya dampak politik, perjanjian tersebut dibuat sesuai keinginan Washington dengan memosisikan vis-à-vis pemerintahan Joe Biden yang akan datang
“Artinya, masa depan GCC masih akan digerakkan oleh kekuatan asing,” tandasnya.[IZ]