(IslamToday ID) – Pasukan militer menangkap dan menahan Presiden Myanmar Win Mynt dan Aung San Suu Kyi serta tokoh senior lain dari Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) dalam sebuah penggerebekan pada hari Senin (1/2/2021) dini hari.
Juru bicara NLD menyatakan penahanan terhadap Suu kyi dilakukan setelah terjadi ketegangan antara pemerintah sipil dan militer yang meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Hal itu memicu ketakutan terjadinya kudeta setelah militer berulang kali menuding adanya kecurangan dalam pemilu November lalu. Kondisi tersebut membuat ketegangan antara militer dan sipil meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Juru bicara Myu Nyunt kepada Reuters mengatakan tidak menutup kemungkinan dirinya juga akan ikut ditahan.
“Saya ingin memberi tahu pendukung kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum,” ujarnya.
Suu Kyi merupakan pemimpin de facto Myanmar. Pemerintahan sipil Myanmar masih harus berbagi kekuasaan dengan sejumlah jenderal militer dalam perjanjian pemilu demokratis pertama pada 2015 lalu. Hal itu dilakukan berdasarkan konstitusi negara yang dibuat pemerintahan junta militer pada 2008.
Hasil pemilu menyatakan jika Partai NLD memenangkan 346 kursi parlemen, atau lebih dari 50 persen total kursi. Kemenangan tersebut menjadikan partai pimpinan Suu Kyi menang mutlak.
Pemilu itu menandai pemilihan umum kedua yang diselenggarakan Myanmar setelah hampir 50 tahun di bawah kekuasaan militer.
Namun, militer menuding ada sekitar 10 juta kasus pelanggaran secara nasional atas kemenangan mutlak Partai NLD. Militer juga menuntut penyelidikan terhadap komisi pemilihan serta menerbitkan daftar pemilih untuk verifikasi.
Seorang juru bicara militer mengatakan jika Tatmadaw, angkatan bersenjata Myanmar telah menemukan 8,6 juta penyimpangan pemilu di 314 wilayah.
Komisi pemilihan (Union Election Commision/ UEC) menyanggah adanya tudingan kecurangan. Namun tak mengelak adanya kejangalan dalam daftar pemilih dan sedang melakukan penyelidikan terhadap 287 keluhan yang mereka terima.
“Setiap suara dihitung secara transparan dan disaksikan oleh kandidat pemilu, staf pemilu, media, pemantau, dan organisasi masyarakat sipil lainnya. Tidak mungkin ada penipuan pemilih hanya karena kelemahan dalam daftar pemilih yang cacat dalam pemilu ini,” ungkap pihak komisi pemilihan. [wip]