ISLAMTODAY ID — Pemerintah China mengundang Kepala Hak Asasi Manusia PBB untuk mengunjungi daerah yang ditinggali etnis Uighur, Wilayah Otonomi Xinjiang di Barat Laut, Rabu (24/2), mengutip laporan media lokal.
“China telah mengirim undangan kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia tentang kunjungan ke China dan Xinjiang,” demikian pernyataan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada konferensi pers di Beijing.
“Kedua belah pihak telah menjalin komunikasi yang erat tentang masalah ini,” kata Wang Wenbin, dilansir dari Global Times.
Keputusan Beijing untuk mengundang kepala hak asasi manusia PBB datang di tengah rapat Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) ke-46 yang sedang berlangsung di Jenewa.
Kini, Beijing tengah menghadapi kritik besar-besaran atas kebijakan terhadap warga Uighur yang sebagian besar Muslim dan tinggal di Provinsi Xinjiang.
Amerika Serikat (AS) dan Kanada menyebut dugaan penganiayaan China terhadap orang Uighur sebagai tindakan “genosida”.
Sementara itu, Washington juga membatasi perdagangannya dengan wilayah tersebut dan memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan China yang dituduh terlibat dalam penganinayaan terhadap komunitas Uighur.
Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan pada rapat UNHRC pada Senin (22/2) bahwa tuduhan yang menghasut seperti itu dibuat karena ketidaktahuan dan prasangka.
“Xinjiang mempertahankan hak kebebasan beragama berdasarkan hukum,” pungkas Wang Wenbin.
Sikap Turki
Turki juga menyatakan keprihatinannya atas masalah tersebut.
“Turki dengan cermat mengikuti situasi hak asasi manusia di wilayah otonom Xinjiang Uighur. Temuan PBB dan laporan internasional lainnya sangat memprihatinkan,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari pertama rapat UNHRC, Senin (22/2).
“Kami berbagi keprihatinan dan harapan kami tentang masalah ini dengan otoritas China. Kami mengharapkan transparansi dalam masalah ini dengan tetap menghormati kedaulatan dan integritas teritorial China,” ujarnya, dilansir dari Anadolu.
Mevlut menambahkan bahwa Turki terus mengikuti perkembangan terkait kemungkinan kunjungan tim komisaris tinggi PBB ke wilayah tersebut.
“Atas undangan China, kami juga akan mengirimkan tim nasional kami sendiri untuk mengunjungi kawasan itu,” tandasnya.[AA]