(IslamToday ID) – Seorang pria Hindu ditangkap pada hari Sabtu (13/3/2021) setelah menyerang secara membabi buta terhadap seorang bocah muslim.
Mengutip dari Anadolu Agency, Ahad (14/3/2021) bocah ini diserang karena minum air di sebuah kuil di Ibukota India, New Delhi.
Penyerangan itu dilakukan di Ghaziabad, sebuah kota di negara bagian utara Uttar Pradesh, 33 km dari New Delhi.
Pelaku penyerangan bernama Shringi Nandan Yadav ditangkap setelah video pemukulan itu tersebar luas di media sosial.
Video memperlihatkan Yadav bertanya nama korban, setelah menjawab namanya adalah Asif, pelaku langsung menyerang tanpa ampun sampai korban jatuh. “Kami telah menangkap satu orang setelah video tersebut menjadi viral di media sosial,” kata Varun Kumar, petugas humas Kepolisian Ghaziabad.
“Kami sedang menyelidiki untuk mencari tahu alasan yang tepat untuk perilaku tersebut,” tambahnya.
Kekerasan terhadap muslim dan komunitas minoritas lainnya sering terjadi di India sejak Partai Bharatiya Janata (BJP) berkuasa, yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Narendra Modi berkuasa pada tahun 2014.
“Serangan terus berlanjut terhadap minoritas, terutama muslim. Bahkan pihak berwenang gagal mengambil tindakan terhadap para pemimpin BJP yang memfitnah muslim dan pendukung BJP yang terlibat dalam kekerasan,” kata Human Rights Watch (HRW) dalam Laporan Dunia 2021.
Kejadian yang sangat mengejutkan adalah kekerasan komunal yang meletus di New Delhi Februari lalu.
Setidaknya 53 orang tewas sebagian besar dari mereka muslim dan lebih dari 200 orang terluka.
Menurut HRW, harta benda hancur dan komunitas mengungsi dalam serangan yang ditargetkan oleh gerombolan Hindu.
“Laporan bulan Juli oleh Komisi Minoritas Delhi mengatakan kekerasan di Delhi direncanakan dan ditargetkan. Selain itu ditemukan bahwa polisi yang melakukan penyelidikan terhadap kasus terhadap korban muslim tidak mengambil tindakan terhadap para pemimpin BJP yang menghasutnya,” laporan dari HRW.
Awal bulan Maret, pengawas Amerika Freedom House menurunkan status India dari negara “bebas” menjadi negara “sebagian bebas”.
Laporan kelompok kebebasan di dunia mencatat meningkatnya kekerasan dan kebijakan diskriminatif yang mempengaruhi populasi muslim di India.
Ini juga menyoroti tindakan keras terhadap ekspresi perbedaan pendapat oleh media, akademisi, kelompok masyarakat sipil dan pengunjuk rasa selama masa jabatan PM Modi. [wip]