ISLAMTODAY — Pemimpin Militer Prancis mendesak agar pemerintahan Presiden Emmanuel Macron untuk tidak ikut campur dalam persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kemungkinan berujung pada konfrontasi geopolitik di masa depan.
Pernyataan Kepala Staf Pertahanan Perancis, Jenderal François Lecointre, ini sebelumnya diterbitkan media Figaro, dilansir dari Sputniknews, Sabtu (22/5).
Jenderal François Lecointre mengatakan, arena internasional masa depan akan berputar di sekitar perselisihan antara Beijing dan Washington, di mana semua negara ketiga harus memihak. Menurutnya hal ini sesuatu yang tidak diminati Prancis maupun Eropa.
“Meskipun ini bukan tentang mempertanyakan hubungan kami dengan Amerika Serikat, yang sangat penting, kami tidak boleh membiarkan diri kami ditarik ke dalam konfrontasi yang mengancam antara China dan Amerika Serikat,” pungkas Jenderal François Lecointre.
Kepala Staf Pertahanan Perancis ini juga menyoroti agresivitas Rusia.
Pemimpin Militer Prancis ini pun mengatakan, Rusia dan Beijing menjadi saingan yang semakin berbahaya di luar angkasa dan di dalam air.
“Konfrontasi ini berbahaya,” tegasnya.
François Lecointre mengatakan bahwa Moskow berusaha melemahkan model demokrasi dengan bertindak di bidang teknologi digital.
Ia mencatat bahwa kehadiran Rusia, Turki, atau China di benua Afrika mengganggu dan membuat tidak stabil.[IZ/Figaro/Sputniknews]